Senin 11 Mar 2019 18:38 WIB

Mandiri Syariah Targetkan Pertumbuhan Bisnis 12 Persen

Laba bersih Mandiri Syariah ditargetkan naik hingga 60 persen

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Kinerja Bank Syariah Mandiri. Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari (kanan) bersama Finance and Strategy Director Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menyampaikan paparannya pada acara Paparan Kinerja FY 2018 PT Bank Syariah Mandiri, di Jakarta, Senin (11/3).
Foto: Darmawan / Republika
Kinerja Bank Syariah Mandiri. Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari (kanan) bersama Finance and Strategy Director Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menyampaikan paparannya pada acara Paparan Kinerja FY 2018 PT Bank Syariah Mandiri, di Jakarta, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri Syariah targetkan pertumbuhan bisnis sebesar 11-12 persen pada 2019. Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari menyampaikan dengan target pertumbuhan ini ia optimistis laba bersih bisa naik 50-60 persen.

"Kita optimis laba persih bisa tumbuh 50-60 persen, setelah tahun 2018 tumbuh 65 persen," kata Toni dalam paparan kinerja 2018 Mandiri Syariah, Senin (11/3).

Baca Juga

Target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2019 sebesar 10-11 persen. Penyumbang utamanya yakni kenaikan CASA atau dana murah yang diharapkan porsinya naik jadi 53-54 persen dari 50,8 persen pada 2018.

"Kita memang inginnya tabungan dan giro lebih besar daripada deposito," kata Direktur Keuangan dan Strategi Mandiri Syariah, Ade Cahyo Nugroho.

Selain itu, peningkatan pendapatan diproyeksikan akan berasal dari fee based income (FBI). Tahun 2018, FBI tumbuh tertinggi sebesar 19,40 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 943 miliar.

Direktur Teknologi dan Operasi, Achmad Syafii mengatakan pertumbuhan pesat ini disumbangkan oleh transaksi e-channel yang naik 40 persen. Tahun 2018, Mandiri Syariah fokus perbaikan pada sektor ini.

"Maka capex digital 2018 akan meningkat jadi Rp 270 miliar dari Rp 190 miliar pada tahun lalu untuk pengembangan lebih lanjut," katanya.

Begitu juga dengan pembiayaan yang akan fokus pada sektor ritel daripada wholesale. Mandiri Syariah menargetkan pembiayaan ritel tumbuh 15-16 persen, sementara wholesale sebesar 9-10 persen.

Toni mengatakan tahun 2019, Perseroan fokus pada perbaikan dan pengembangan internal sehingga tidak akan ada rencana aksi anorganik. Termasuk tidak ada rencana untuk tambah modal meski tujuan utamanya adalah perkuat permodalan bank.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement