Senin 11 Mar 2019 18:46 WIB

GMF Aero Asia Bidik Pasar Perawatan Pesawat di 6 Negara

56 persen porsi pasar perawatan GMF terserap oleh Garuda Indonesia dan Citilink.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
GMF Aero Asia
GMF Aero Asia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk terus mendorong percepatan pertumbuhan bisnis. Pada tahun ini, anak usaha Garuda Indonesia ini menargetkan enam negara perawatan pesawat. Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan, perseroan akan masuk ke India, Korea, Jepang, Vietnam, Filipina, dan Rusia.

Keenam negara itu memiliki potensi pasar perawatan pesawat yang menjanjikan. “India merupakan pelanggan besar kami, negara Middle East lainnya juga menjanjikan. Kami juga akan berkolaborasi dengan partner lokal di sana yang mendirikan perawatan pesawat,” ujarnya saat acara RUPST GMF AeroAsia di Bandara Soekarno Hatta, Senin (11/3).

Baca Juga

Dia menjelaskan pasar perawatan di Korea dan Jepang juga besar lantaran dua negara ini memiliki kapasitas penerbangan tinggi. “Korea dan Jepang sasaran utama kami, kapasitas penerbangan mereka tinggi jadi tidak mungkin bisa mengerjakan perawatan pesawat secara semuanya,” jelasnya.

Kemudian, di Vietnam dan Filipina, di mana kedua negara ini belum diimbangi fasilitas perawatan perawat. Terakhir di Rusia, merupakan pasar potensial sebab selain intensitas pengguna jasa perawatan pesawat dengan GMF, Rusia tidak fokus terjun ke industri perawatan pesawat. “Pesawat mereka (Rusia) banyak tapi industri MRO tidak banyak,” ungkapnya.

Iwan mengatakan memperluas pelayanan untuk pasar LCC merupakan salah satu strategi GMF saat ini. Saat ini porsi pasar perawatan GMF sampai dengan Kuartal III 2018 sebesar 56 persen terserap oleh afiliasi, yaitu Garuda Indonesia dan Citilink dan 44 persen maskapai di luar itu, di mana 13-14 persennya adalah pasar LCC.

Dia juga menargetkan penyerapan pasar perawatan pesawat domestik bisa meningkat 20 persen serta porsi domestik dan internasional bisa seimbang, yaitu 50:50.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement