REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk terus memperkuat kinerja keuangan pada tahun ini. Sebab, pada tahun lalu laba perseroan merosot hingga 40 persen menjadi Rp 430,670 miliar.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan pada tahun ini persaingan dalam bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) akan semakin menantang. “Saat ini perseroan akan terus melakukan kolaborasi dengan depo-depo pesawat terbang di Indonesia untuk menekan operasional bisnis,” ujarnya saat acara RUPST GMF Aero Asia di Bandara Soekarno Hatta, Senin (11/3).
Dia mengakui tahun lalu penuh tantangan lantaran perekonomian terutama depresiasi nilai tukar rupiah berdampak pada kinerja perseroan. “Dolar AS mempengaruhi beban operasional kami dan juga airlines domestik yang langganan dengan kami. Sementara kemampuan bayar mereka (airlines) menurun sehingga butuh permodalan kerja, jadi berat pada beban keuangan,” jelasnya.
Namun, dia melanjutkan, kemampuan bayar airlines langganan perseroan mulai membaik pada akhir 2018. Terutama saat Garuda Indonesia mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya.