Selasa 12 Mar 2019 06:30 WIB

GMF Aero Asia Optimistis Hadapi Persaingan Industri MRO

Tahun ini GMF menargetkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan target dua digit.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Teknisi melakukan perawatan pesawat Garuda Indonesia untuk perubahan konfigurasi kursi penumpang di Hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) Bandara Soekarno Hatta, Banten, Ahad (23/7).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Teknisi melakukan perawatan pesawat Garuda Indonesia untuk perubahan konfigurasi kursi penumpang di Hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) Bandara Soekarno Hatta, Banten, Ahad (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk terus memperkuat kinerja keuangan pada tahun ini. Sebab, pada tahun lalu laba perseroan merosot hingga 40 persen menjadi Rp 430,670 miliar. 

Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan pada tahun ini persaingan dalam bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) akan semakin menantang. “Saat ini perseroan akan terus melakukan kolaborasi dengan depo-depo pesawat terbang di Indonesia untuk menekan operasional bisnis,” ujarnya saat acara RUPST GMF Aero Asia di Bandara Soekarno Hatta, Senin (11/3).

Dia mengakui tahun lalu penuh tantangan lantaran perekonomian terutama depresiasi nilai tukar rupiah berdampak pada kinerja perseroan. “Dolar AS mempengaruhi beban operasional kami dan juga airlines domestik yang langganan dengan kami. Sementara kemampuan bayar mereka (airlines) menurun sehingga butuh permodalan kerja, jadi berat pada beban keuangan,” jelasnya.

Namun, dia melanjutkan, kemampuan bayar airlines langganan perseroan mulai membaik pada akhir 2018. Terutama saat Garuda Indonesia mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya.

“November 2018 kemarin mulai membaik kemampuan bayar airlines, lebih bagus,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Iwan, pada tahun ini GMF menargetkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan mempertahankan target pertumbuhan dua digit. GMF menyasar pendapatan di atas 500 juta dolar AS dengan laba bersih yang diharapkan tumbuh dari tahun sebelumnya.

“Kami menekankan untuk mencapai target yang tinggi di tengah agresifitas pasar, akan terus melakukan akselerasi dalam mengembangkan bisnis. Untuk mencapai target 2019, kami akan menambah kapabilitas dan kapasitas, serta melanjutkan diversifikasi bisnis dengan beberapa mitra yang sudah dijalin sejak 2018. Berbagai macam strategic initiatives akan kami jalani,” ungkapnya.

Menurut Iwan pihaknya akan melakukan kolaborasi dengan Airline-MRO Domestik untuk untuk meningkatkan captive market dan serapan pasar perawatan pesawat domestik. Hal ini tentunya akan berdampak positif untuk bangsa melalui penghematan devisa ke luar negeri, pembukaan lapangan kerja yang lebih luas, dan multiplier effect lainnya. Dalam upaya akselerasi GMF menuju visi Top 10 MRO di dunia, pengembangan keanekaragaman produk dan bisnis gencar dilakukan.

Hal ini diwujudkan dalam pembentukan anak usaha baru. Iwan mengatakan saat ini sudah ada dua anak usaha yaitu PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang bergerak pada penyediaan tenaga alih daya berkualifikasi tinggi untuk mendukung ekspansi GMF dan Garuda Indonesia Group dan PT Garuda Energi Logistik Komersial (GELKo) yang menggarap bisnis perdagangan suku cadang dan mesin pesawat udara, sewa guna usaha suku cadang dan mesin pesawat udara, perdagangan umum, penyediaan dan distribusi energi serta pengelolaan limbah.

Ke depannya, menurutnya, akan ada lagi kerja sama strategis dan pengembangan bisnis dengan bentuk anak usaha lainnya yaitu berupa pendirian pabrik vulkanisir ban pesawat dan pengembangan pusat pelatihan untuk industri pendukung aviasi. “Aksi akselerasi tahun ini akan didukung dana investasi yang telah disiapkan perusahaan lebih dari 50 juta dolar AS dan diharapkan membawa efisiensi dan membangun sinergi yang baik di dalam grup sehingga dapat meningkatkan profitablity perusahaan,” ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement