Selasa 12 Mar 2019 06:15 WIB

Saat Pemerintah, Lion, dan Garuda Sikapi Boeing 737 MAX 8

Boeing 737 MAX 8 yang digunakan Ethiopian Airlines jatuh setelah lepas landas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Muhammad Hafil
Boeing 737 MAX 8 (ilustrasi)
Foto: Youtube
Boeing 737 MAX 8 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah dan dua maskapai Indonesia akhirnya memutuskan sikap terkait pengoperasian pesawat Boeing 737 MAX 8. Sikap ini diambil pascajatuhnya pesawat Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737 MAX 8 yang jatuh dan menewaskan ratusan orang pada Ahad (10/3) kemarin.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti memutuskan, pemerintah melarang sementara penerbangan Boeing 737 MAX 8.  Polana menjelaskan, hal tersebut diambil untuk memastikan pesawat jenis tersebut yang beroperasi di Indonesia dalam kondisi laik terbang.

Baca Juga

“Salah satu langkah yang akan dilakukan, inspeksi dengan cara larang terbang sementara. Langkah tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan,” kata Polana di Jakarta, Senin (11/3).

 

Dia memastikan, inspeksi akan dimulai secepatnya pada Selasa (12/3) hari ini kepada maskapai Indonesia yang menggunakan jenis pesawat tersebut. Apabila ditemukan masalah saat inspeksi, kata Polana, pesawat tersebut akan dilarang terbang sementara sampai dinyatakan selesai oleh inspektur penerbangan.

 

Dia menambahkan, pengawasan terhadap pengoperasian pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 sudah dilakukan sejak 30 Oktober 2018. “Ini kami lakukan pascakecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610. Jika terjadi masalah atau temuan hasil inspeksi, pesawat langsung di-grounded di tempat,” ungkap Polana.

 

Polana memastikan, Kemenhub terus berkomunikasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat mengenai jaminan bahwa seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8 yang beroperasi di Indonesia laik terbang.

 

Menurut Polana, FAA telah menerbitkan airworthiness directive yang juga telah diadopsi Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. “Ini telah diberlakukan kepada seluruh operator penerbangan Indonesia yang mengoperasikan Boeing 737 MAX 8,” ungkap Polana.

 

Saat ini, maskapai Indonesia yang mengoperasikan pesawat jenis tersebut yakni Garuda Indonesia sebanyak satu unit dan Lion Air sebanyak 10 unit. Polana menegaskan, FAA menyampaikan akan terus berkomunikasi dengan Kemenhub jika diperlukan langkah lanjutan untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut di Indonesia. 

Keputusan pemerintah itu diikuti oleh maskapai Lion Air yang menghentikan sementara operasional pesawat jenis Boeing 737 MAX 8. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, hal tersebut sesuai dengan arahan Kementerian Perhubungan yang melarang sementara penerbangan dengan jenis pesawat tersebut.

"Lion Air menyatakan akan menghentikan sementara pengoperasian sepuluh pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dikuasai saat ini sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian," kata Danang, Senin malam (11/3).

photo
Ethiopian Airlines Jatuh. Puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ditemukan di Hejere, 50 km dari Addis Ababa, Kenya (10/3).

Dia menjelaskan upaya tersebut dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan. Danang mengatakan, Lion Air melaksanakan prosedur operasi standar atau SOP pengoperasian pesawat udara sesuai dengan aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat.

"Ini termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, dan pelatihan awak pesawat," tutur Danang.

Dia memastikan, Lion Air akan melaksanakan budaya keselamatan dalam setiap operasional penerbangan. Danang menambahkan, Lion Air akan meminimalkan dampak dari keputusan tersebut agar operasional penerbangan dapat berjalan dengan baik dan tidak terganggu.

Sementara, maskapai Garuda Indonesia menghentikan sementara operasional Boeing 737 MAX 8 miliknya mulai Senin (11/3) kemarin.  “Maka Garuda Indonesia melakukan grounded atas pesawat B 737 MAX 8 yang hanya satu unit sejak sore ini sampai pemberitahuan lebih lanjut,” kata VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan di Jakarta, Senin (11/3).

 

Dia memastikan, Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional terus berupaya mengedepankan komitmen dan budaya keselamatan. Dia menegaskan, hal tersebut diterapkan dalam seluruh lini operasionalnya.

 

Ikhsan menuturkan, upaya tersebut sejalan dengan value aspek keselamatan sebagai core operasional perusahaan. “Ini sudah tertanam dalam budaya kerja jajaran karyawan dan lini operasional Garuda Indonesia,” ujar Ikhsan.

Saat ini, Maskapai Garuda Indonesia sudah memberhentikan sementara penerbangan yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8. Pesawat Garuda Indonesia yang menggunakan Boeing 737 MAX 8 memiliki nomor registrasi PK-GDA.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan, satu pesawat tipe 737 MAX 8 tersebut sebelumnya memiliki rute yang beragam tergantung kebutuhan. "Rutenya tergantung rotasi, ya, tapi di domestik dan regional (internasional)," kata Ikhsan.

Dia menjelaskan, beberapa rute internasional yang menggunakan jenis pesawat tersebut diberangkatkan langsung dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Beberapa rutenya yaitu untuk penerbangan ke Hong Kong dan Singapura sebelumnya menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8.

Sampai kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines ini. Pesawat penumpang itu terbang dari Addis Ababa menuju Nairobi, ibu kota Kenya. Pesawat dengan penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

"Tim teknisi Boeing akan menyiapkan bantuan teknis atas permintaan dan arahan Dewan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat," tambah Boeing dalam pernyataan mereka.

Boeing akan ikut terlibat dalam investigasi jatuhnya Ethiopian Airlines yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS).

Boeing 737 MAX 8 memiliki spesifikasi panjang 39,52 meter dan lebar 35,9 meter. Pesawat yang menggunakan mesin dari CFM International pabrik gabungan GE Avition dan Safran Aircraft ini dapat menempuh berjalanan 6.570 kilometer.

Tipe pesawat ini sama dengan Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu. Pesawat Boeing 737 MAX 8 itu hancur berkeping-keping di lautan.

Lion Air sendiri sebelum peristiwa jatuhnya JT610, berencana memesan ratusan pesawat dengan jenis yang sama. Namun, pascakejadian itu, Lion Air berencana membatalkannya. Sementara, Garuda, hingga akhir tahun lalu masih berencana untuk memesan 49 unit pesawat dengan jenis yang sama.

photo
Lion Air Boeing 737 MAX 8.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement