Selasa 12 Mar 2019 07:10 WIB

Pentingnya Rinjani bagi Masyarakat Lombok

Banyak yang menggantungkan hidupnya dari Rinjani sebagai destinasi wisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melakukan survei jalur pendakian pada Oktober 2018.
Foto: Dok Balai TNGR
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melakukan survei jalur pendakian pada Oktober 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia. Selain keindahan bawah laut seperti kawasan tiga gili, Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno di Kabupaten Lombok Utara, Pantai Senggigi di Lombok Barat, kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Lombok juga dikenal sebagai tujuan utama para pendaki mengingat adanya Gunung Rinjani. 

Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3,726 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia. Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR)  seluas 41.330 hektare secara administrasi masuk ke dalam tiga kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur dan ditetapkan sebagai taman nasional pada 23 Mei 1997 dengan visi 'Taman Nasional Gunung Rinjani sebagai Pusat Konservasi Flora Fauna khas Nusa Tenggara dan Destinasi Ekowisata Dunia.'

Kepala Balai TNGR Sudiyono mengatakan, Gunung Rinjani yang mempunyai segara anak di kawahnya ini jika dilihat dari Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Kawasan Pengembangan  Pariwisata Nasional (KPPN) di Provinsi NTB. Sudiyono menyampaikan, Gunung Rinjani telah ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pada April 2018. Pada tahun yang sama juga ditetapkan sebagai zona inti dari  area Cagar Biosfer Lombok. 

"Hal ini menunjukan TNGR adalah kawasan yang strategis bagi masyarakat lokal maupun internasional," ujar Sudiyono kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (11/3).