REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Mendorong potensi olahraga tenis lapangan yang ditujukan pada anak tidak cukup hanya dengan mengarahkan dan mengasah bakat yang dimiliki agar terbentuk kemampuan teknik yang mumpuni. Pendampingan sejak dini juga penting dilakukan agar anak tak sekedar mempunyai skill yang baik, tetapi juga memiliki attitude (sikap) serta mental yang baik sebagai modal untuk menjadi seorang atlet.
Hal tersebut ditegaskan legenda tenis lapangan nasional, Yayuk Basuki, saat membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tenis Yunior 2019, yang digelar di Lapangan Tenis Sasana Ambirawa Raga, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (11/3). Di hadapan ratusan peserta, petenis perempuan pertama Indonesia yang menjuarai turnamen tenis profesional era 1990-an tersebut mengungkapkan, seorang atlet hebat dan juara tidak hanya soal skill dan mental.
Lebih dari itu, atlet juara juga harus memiliki sikap yang baik selama berada di dalam maupun luar lapangan. “Ingat, jangan hanya pandai dalam skill, tetapi atlet yang hebat juga butuh attitude,” kata perempat finalis turnamen tenis Wimbledon 1997 tersbeut.
Karena itu, ia pun berpesan kepada peserta turnamen junior tersebut agar tetap menjaga sportivitas. Kalah maupun menang dalam sebuah turnamen atau kompetisi merupakan hal yang biasa. “Bagi yang kalah merupakan proses untuk belajar melihat kekurangan diri dan yang menang merupakan proses untuk tidak cepat berpuas diri,” katanya menegaskan.
Pemilik nama Nani Rahayu Basuki tersebut menambahkan, Semarang menjadi kota yang menorehkan catatan sejarah bagi dirinya. Meski Yogyakarta tempatnya lahir dan besar, Semarang menjadi kota pertama ia pernah menjadi juara dan mendapatkan medali.
Saat itu ia masih duduk di bangku SD dan meraih juara dalam Turnamen Tenis Tugu Muda Semarang. “Jadi, Semarang sebagai tonggak bagi saya untuk mengukir prestasi di dunia tenis,” katanya.
Hal tersebut diamini oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti), Susan Subekti. Dia menyampaikan, Kejurnas Tenis Yunior 2019 merupakan kiat untuk regenerasi atlet tenis di Indonesia.
Kategori kejuaraan dibagi menjadi empat kelompok usia, yakni U-10, U-12 , U-14, dan U-16. Setiap kategori usia dibagi nomor kejuaraan tunggal dan ganda, baik untuk kategori putra maupun putri.
Dalam aturan main, panitia juga sudah punya aturan tetap untuk kelas junior, mulai dari ukuran lapangan, aturan permainan, hingga tinggi net. Para peserta diharapkan biasa berkompetisi agar makin terasah.
“Kejurnas pada tahun ini akan memperebutkan Piala Yayuk Basuki. Selain mendapat trofi, pemenang juga akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari PP Pelti,” ujar Susan.
Ia berharap pendampingan sejak dini akan dapat mengasah dan mematangkan bakat peserta. Dengan makin sering mengikuti turnamen, skill pemain akan makin terbentuk dan mental di lapangan juga akan makin kuat.
Turnamen di Ambarawa kali ini, katanya, diikuti ratusan petenis belia dari sedikitnya 12 provinsi yang ada di Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, Kalimantan, Bali, serta Pulau Jawa.
Dalam turnameni ini, PP Pelti juga menggandeng Kementerian Pariwisata dengan tujuan sekaligus untuk menjadi promosi wisata daerah. “Jadi, tidak hanya melihat turnamen tenis, sekaligus juga berwisata di Kabupaten Semarang,” katanya.