REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memangkas dana untuk bantuan asing dan Departemen Luar Negeri. Di sisi lain, Trump ingin meningkatkan pendanaan militer dan pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko untuk tahun fiskal 2020.
Dilaporkan Haaretz, Selasa (12/3), Gedung Putih memaparkan rencana anggaran pemerintah AS sebesar 4,7 triliun dolar AS untuk tahun fiskal 2020. Trump meminta anggaran sebesar 8,6 miliar dolar AS kepada Kongres untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko sebagai upaya memerangi imigran ilegal dan perdagangan narkoba. Permintaan anggaran itu enam kali lipat lebih besar dari yang diberikan oleh Kongres untuk proyek-proyek perbatasan selama dua tahun fiskal terakhir.
Selain itu, Trump mengusulkan agar pengeluaran pertahanan naik 4 persen menjadi 750 miliar dolar AS, dan pengurangan 5 persen untuk pengeluaran nonmiliter. Sementara, Trump akan memotong anggaran Departemen Luar Negeri sebesar 23 persen, dan anggaran Badan Perlindungan Lingkungan sebesar 31 persen. Gedung Putih juga mengusulkan reformasi untuk program pengeluaran wajib, seperti kupon makanan yang dipotong 22 miliar dolar AS.
Rancangan anggaran tersebut diperkirakan akan ditolak oleh anggota Kongres karena kubu Partai Demokrat yang menjadi mayoritas di House of Representative. Keputusan penentuan anggaran tersebut membutuhkan 60 suara anggota Kongres yang kemudian melalui persetujuan Senat yang beranggotakan 100 orang, di mana partai pendukung Trump, Republik, memegang 53 kursi.
Sejak tahun lalu, Trump bersikeras agar biaya pembangunan tembok sebesar lima miliar dolar AS disetujui. Kongres AS menolak pembiayaan tersebut dan membuat Trump melakukan shutdown pemerintah selama lima minggu dan mengumumkan Amerika dalam keadaan darurat nasional. Ia juga mengalihkan dana yang disetujui anggota Kongres untuk keperluan lain yang menunjang proyek pembangunan perbatasan tersebut.
Gedung Putih dan Kongres harus menyetujui pendanaan tersebut paling lambat 1 Oktober 2019 agar kegiatan pemerintah tetap didanai. Ini juga menjadi tenggat waktu untuk melunasi utang, atau berisiko gagal sehingga akan berdampak terhadap ekonomi AS semakin parah.
Pada saat yang sama, Trump dan para pemimpin Kongres juga menghadapi batas waktu dari undang-undang pengendalian anggaran tahun fiskal 2011 yang akan membuat semua biaya diskresioner dipotong sebesar 126 miliar dollar AS atau 10 persen. Hal itu kecuali mereka menyetujui batas anggaran negara.
Dalam hal ini, pemotongan pajak telah menjadi prioritas untuk Gedung Putih dan Partai Republik di Kongres dalam beberapa tahun terakhir, daripada memperketat fiskal. Tingkat defisit diperkirakan akan mencapai 900 miliar dolar AS pada 2019, dan utang nasional telah naik menjadi 22 triliun dollar AS.