Selasa 12 Mar 2019 14:02 WIB

Perjalanan Keilmuan Sang Sejarawan, Al-Mas'udi

Al-Mas'udi hidup pada era keemasan Dinasti Abbasiyah.

Red: Hasanul Rizqa
Patung sejarawan al-Masudi di sebuah museum di Vienna, Austria (ilustrasi).
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Patung sejarawan al-Masudi di sebuah museum di Vienna, Austria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu al-Hasan Ali Ibnu al-Husain al-Mas'udi adalah sejarawan legendaris dari dunia Islam era klasik. Bagaimanapun, tidak banyak catatan tentang kisah hidupnya pada masa kecil. Yang jelas, dalam buku yang ditulisnya sendiri, ia menyatakan lahir di Baghdad. Tahun kelahirannya kira-kira 896 Masehi. Nasabnya sampai pada Abdullah Ibnu Mas'ud, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW.

Ketika menginjak usia 30 tahun, Al-Mas'udi mulai melakukan perjalanan dan penjelajahan. Perjalanan pertama dilakukannya ke Fars pada 915. Setelah menetap selama satu tahun di Istikhar, dia melakukan perjalanan ke India melalui Baghdad. Ia juga sempat mengunjungi Multan dan Mansoora sebelum kembali ke Fars.

Baca Juga

Dikisahkan pula, al-Mas'udi sempat mengunjungi Kirman dan kembali lagi ke India. Pada masa itu, Mansoora digambarkan al-Mas'udi sebagai kota besar terkemuka yang menjadi ibu kota negara Muslim bernama Sind. Pada 918, al-Mas'udi juga sempat singgah di Gujarat. Dalam catatan perjalanannya, ia menceritakan bahwa sekitar 10 ribu Muslim dari Arab telah tinggal di Pelabuhan Laut Chamoor.

Kota lainnya yang sempat dikunjungi al-Mas'udi adalah Deccan, Sri Lanka, Indo-Cina, Cina, dan kembali ke Basrah melalui Madagaskar, Zanjibar, serta Oman. Sesampainya di Basrah, Irak, dia berhasil merampungkan penulisan kitab Muruj al-Thahab. Buku itu berisi pengalamannya selama tinggal di berbagai negara dengan orang-orang dan iklim yang juga berbeda-beda.