Selasa 12 Mar 2019 16:29 WIB

Reaksi Dunia dan Efek Domino Usai Ethiopian Airlines Jatuh

Beberapa negara telah menginstruksikan penghentian sementara Boeing 737 Max-8.

CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
Foto: Facebook Ethiopian Airlines via AP
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andri Saubani, Idealisa Masyrafina

Jatuhnya Ethiopian Airlines tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, pada Ahad (10/3) dan menewaskan 157 penumpang memunculkan efek domino. Beberapa maskapai di seluruh dunia mengambil keputusan untuk mengandangkan pesawat Boeing 737 Max-8.

Baca Juga

Seperti diketahui, jenis pesawat Eithopian Airlines yang jatuh sama dengan milik Lion Air JT-610 yang jatuh dan menewaskan 189 jiwa pada Oktober 2018. Cina dan Indonesia menjadi dua negara pertama yang memutuskan menghentikan sementara operasional Boeing 737 Max-8.

Cayman Airways dan Ethiopian Airlines mengumumkan pada Selasa (12/3) pagi WIB bahwa mereka mengandangkan semua Boeing 737 Max-8 tidak lama setelah keputusan Administrasi Penerbangan Sipil Cina menginstruksikan semua maskapai di negaranya untuk menghentikan operasional Max-8. Padahal, seperti dilaporkan CNN, Boeing baru saja mengirim Max-8 pada musim panas tahun lalu sehingga maskapai Cina kini sudah mengoperasikan 97 Max-8.

Boeing, sebagai perusahaan pesawat jet paling populer di dunia, belum merekomendasikan penghentian operasional pesawat model terbaru mereka, Max-8 setelah kecelakaan di Etiopia. Delta dan United kepada Gizmodo menyatakan, mereka tidak mengoperasikan Max-8, namun United Airlines mengakui saat ini mereka memiliki 14 737 Max-9.

American Airlines, yang saat ini memiliki 24 Boeing 737 Max-8, tetap menyatakan kepercayaan terhadap kemanan jenis pesawat itu. "American Airlines ikut berduka kepada keluarga teman korban Ethiopian Airlines penerbangan 302. Sampai saat ini belum ditemukan fakta penyebab kecelakaan kecuali berita dari media," kata seorang juru bicara American Airlines, Selasa.

Southwest Airlines menyatakan, saat ini mengoperasikan 34 pesawat Max-8. Mereka tidak memiliki rencana untuk mengandangkan ke-34 pesawat itu.

"Kami tetap percaya atas keselamatan penerbangan pesawat kami termasuk 750 Boeing," kata perwakilan Southwest.

Pada Selasa siang WIB, seperti dilaporkan Al Jazirah, dua negara yakni, Singapura dan Australia mengumumkan instruksi pelarangan sementara operasional Boeing 737 Max-8. Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) menyatakan, bahwa mereka, "Sementara menghentikan operasi semua varian Boeing 737 MAX untuk masuk dan keluar dari Singapura."

SilkAir, maskapai regional milik Singapore Airlines, saat ini mengoperasikan enam Boeing 737 MAX. Maskapai lain pemilik 737 Max yang juga mendarat di Singapura yakni China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines, and Thai Lion Air.

"Selama penghentian sementara ini, CAAS akan mengumpulkan informasi dan mengulas risiko keselamatan terkait kelanjutan operasional Boeing 737 MAX dari dan ke Singapura," demikian keterangan resmi CAAS.

Beberapa spekulasi muncul terkait dua 737 Max-8 yang jatuh dalam waktu empat bulan bulan terakhir. Jalur terbang antara Max-8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air dilaporkan sama. Keduanya dilaporkan sama-sama menanjak, menukik dan menanjak lagi sebelum akhirnya jatuh.

Perilaku pesawat itu memberikan petunjuk bahwa sistem automatisasi pesawat meyakini hidung pesawat dalam posisi terlalu tinggi, sehingga dalam situasi itu, sistem automatisasi pesawat kemudian mendorong hidung pesawat ke bawah untuk menghindari pesawat berada dalam keadaan 'stall'. Pilot kemudian secara manual berusaha menstabilkan posisi hidung pesawat, namun diperkirakan pilot tidak bisa mengoperasikan sistem komputer pesawat secara benar.

Kronologi Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines

Saham Boeing anjlok

Berita tentang jatuhnya Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines berdampak pada saham perusahaan Boeing co. Kontrak berjangka pada Dow Jones Industrial Average Index - di mana Boeing memiliki bobot terbesar - turun sebanyak 0,7 persen pada Senin (11/3).

"Saham Boeing anjlok 19 persen di Jerman dan dapat anjlok juga dalam perdagangan AS karena kekhawatiran meningkat atas pesawat ini," kata Eleanor Creagh, ahli strategi pasar yang berbasis di Sydney di Saxo Capital Markets, dilansir di Bloomberg, Senin (11/3).

Dia memperkirakan, bahkan penurunan 5 persen akan memangkas lebih dari 100 poin dari Dow Jones. Ketika pesawat Lion Air dengan model yang sama tenggelam ke Laut Jawa di lepas pantai Indonesia tahun lalu, menewaskan 189 penumpang dan kru pesawat, saham Boeing anjlok hampir 7 persen.

"Kelemahan yang terjadi pada harga saham Boeing akan memukul Dow," kata Creagh.

Saham Boeing dinilai ikut andil atas sekitar sepertiga dari kenaikan transaksi saham saat pasar pulih sejak level terendah pada Desember 2018. Saham produsen pesawat AS itu telah naik 31 persen tahun ini, terbesar di antara komponen Dow Jones dan menambah lebih dari 55 miliar dolar AS kapitalisasi pasar.

Dalam laporan 11 Maret, Morgan Stanley mengatakan, mereka memperkirakan tingkat kelemahan dan volatilitas saham Boieng sampai ada kejelasan tentang apa yang terjadi dengan kecelakaan Ethiopian Airlines. Morgan Stanley menambahkan, bahwa masih terlalu dini untuk mengaitkan volatilitas saham ini dengan kecelakaan Lion Air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement