REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah kisah salah seorang sahabat Nabi SAW yang menunjukkan keteguhan iman dan Islam. Namanya, Abdullah bin Khudhafah as-Sahmy. Pada era Khalifah Umar bin Khaththab, berlangsung jihad, yakni pasukan Muslimin melawan tentara Romawi.
Umat Islam kala itu membela kedaulatan di daerah-daerah perbatasan yang kerap dirongrong pasukan Romawi. Saat perang sedang berkecamuk, Abdullah bin Khudhafah as-Sahmy tertangkap.
Sebagai tawanan, dia lantas dihadapkan pada kaisar (atau gubernur) Romawi saat itu. "Maukah kamu memeluk agama Nasrani?" tanya interogator.
"Seandainya kamu mau (menjadi orang Kristen), maka akan kuberikan separuh wilayahku ini kepadamu," imbuh sang kaisar.
Yang ditanya tidak bergeming. As-Sahmy lantas menjawab tegas, "Seandainya kamu memberikan kepadaku seluruh kerajaanmu dan seluruh harta kekayaanmu plus segala yang dimiliki bangsa Arab, maka niscaya aku tidak akan berpaling sedikit pun dari Islam, agama yang dibawa Nabi Muhammmad SAW ini."
Kaisar murka mendengarnya. "Kamu harus dibunuh kalau begitu," seru dia.
"Lakukan apa pun semaumu. Aku tetap dalam imanku," ujar Abdullah as-Sahmy.
Kemudian Abdullah disalib, lalu dipanah dekat kedua tangan dan kakinya. Akan tetapi, setiap kali ditawari supaya meninggalkan agamanya, dia selalu menolaknya dengan tegas.
Selanjutnya, Kaisar menyuruh agar Abdullah diturunkan dan dibawa ke dekat bak yang berisi air mendidih. Lalu, dua orang tawanan Muslim dibawa ke hadapannya, dan salah satunya dilemparkan ke dalam bak air panas itu hingga tewas.
Setiap kali Abdullah dihadapkan pada berbagai siksaan yang memilukan, maka selalui dia ditawari agar masuk Nasrani. Toh tetap dia menolak dengan keras.
Ketika tawanan Muslim itu dilemparkan ke dalam bak yang berisi air mendidih, Abdulah menangis. Kaisar mengira Abdullah mulai ketakutan.
Penguasa kafir itu pun bertanya, "Apakah yang membuatmu menangis?"
"Aku menangis karena aku melihat orang itu tewas di jalan Allah, sedangkan aku sendiri ingin seperti orang itu, tetapi hingga sekarang kamu belum juga melemparkan aku ke dalam bak yang berisi air mendidih itu" jawab Abdullah.
Demikianlah kesabaran dan keteguhan iman Abdullah as-Sahmy dan rekan-rekannya. Mereka tidak takut sedikitpun menghadapi dan mengalami siksaan dari musuh Allah. Sebab, mereka tahu dunia ini--termasuk kerajaan Romawi atau harta sekalipun--hanya sementara, sedangkan ridha dan ampunan Allah adalah segalanya.