REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Banyak negara yang telah menghentikan dan melarang pembelian Boeing 737 Max 8. Saat ini yang baru diketahui Cina, Ethiopia, Singapura, Indonesia, Maroko, Mongolia, Malaysia, Australia, Oman, dan Inggris menghentikan dan melarang pembelian jenis pesawat tersebut. Karena hal itu saham Boeing hancur selama dua hari terakhir setelah Boeing 737 Max 8 kembali jatuh.
Saham Boeing anjlok lebih 25 miliar dolar AS dari nilai pasar perusahaan pembuat pesawat tersebut. Padahal performa mereka sempat tampil terbaik sepanjang tahun sebelum kecelakaan Ethiopian Airlines. Tapi dua kecelakaan dengan tipe pesawat yang sama tidak dapat menyelamatkan Boeing.
Saham Boeing sempat total return termasuk membagikan dividen hampir empat kali lipat performa mereka sejak pulih dari krisis finansial 2007-2009. Selasa (12/3) saham Boeing turun tujuh persen menjadi 372 dolar AS pada perdagangan tengah hari, lebih banyak dibandingkan hari Senin yang turun sebesar 5 persen. Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak Juni 2009.
Di indeks pasar saham S&P 1500 saham maskapai-maskapai AS memang rendah pada tengah hari. Saham Southwest Airlines Co dan American Airlines Group yang para analis anggap paling berdampak pada masalah Boeing juga turun dua persen.
Setidaknya tujuh dari 24 analis menganalisis saham Boeing dua hari terakhir ini. Menurut pusat data Refinitiv terjadi dua penurunan dan satu potongan price target atau harga yang ditetapkan para analis sebelumnya.
Pemerintah Amerika Serikat sudah memberi mandat kepada Boeing untuk mengubah desain 737 Max 8 pada April. Tapi Boeing mengatakan tipe pesawat itu siap mengudara dan tidak perlu dikandangkan.
Boeing mempertahankan pesawat mereka dan mengatakan 'sangat yakin dengan keselamatan Max'. Para pakar sudah mengatakan untuk tidak terlalu cepat berspekulasi tentang penyebab kecelakaan Ethiopian Airlines.