Rabu 13 Mar 2019 11:25 WIB

Pemanfaatan Teknologi UMKM Indonesia Masih di Bawah India

Digitalisasi UMKM dinilai menjadi suatu keharusan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pameran Produk UMKN IWAPI. Penjaga stan menata busana pada pameran produk UMKM Gelanggang Dagang Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Pameran Produk UMKN IWAPI. Penjaga stan menata busana pada pameran produk UMKM Gelanggang Dagang Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia dinilai belum memanfaatkan teknologi digital. Koordinator Presidium Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni), Budi Karya Sumadi mengatakan hingga saat ini, masih sedikit pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi digital guna mendorong peningkatan kapasitas serta pengembangan usahanya.

Padahal digitalisasi dan otomatisasi menjadi sebuah keharusan untuk bisa bertahan di tengah- tengah kompetisi global yang semakin ketat.  Menurutnya, otomatisasi, digitalisasi menjadi satu keharusan. Dia menuturkan fakta menunjukkan bahwa UMKM belum banyak memanfaatkan teknologi digital guna mengembangkan dan mendorong kemajuan usahanya.

Baca Juga

Ini bisa dibandingkan dengan negara tetangga lainnya di kawasan Asia, seperti Korea, Jepang atau dengan negara India, yang juga banyak memiliki UMKM tapi sudah memanfaatkan mengaplikasikan digitalisasi.

“Makanya Himpuni bersama dengan akademisi dan semua pemikir- pemikir menggagas, bagaimana semua bisa mengupayakan dan menggalakkan fungsi- fungsi digitalisasi dan otomatisasi dalam kegiatan-kegiatan UMKM di negeri ini,” katanya, saat membuka Seminar dan Dialog Nasional bertajuk ‘Kesiapan UMKM dan Ekonomi Kerakyatan di Era Revolusi Industri 4.0’, yang dilaksanakan di Hotel PO, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/3).

Ia percaya, bila ada satu komitmen bersama untuk mengupayakan dan menyiapkan UMKM dalam menghadapi ketatnya persaingan ini, maka para pelaku UMKM di tanah air akan bisa mengambil peranan yang lebih besar dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yaya Supriyatna mengungkapkan, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas Pemerintah selain sektor ekonomi.

Hal ini dilakukan untuk memangkas disparitas antar wilayah. Mulai dari pembangunan jalan tol, waduk, pembangunan jaringan air minum, 1juta rumah layak huni.  “Sehingga dari tahun 2015 hingga saat ini infrastruktur di tanah air terus bertumbuh,” ucap dia.

Menurut Yahya, Kementerian PUPR juga sangat mendukung upaya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di negeri ini, termasuk di dalamnya Link and Match dalam menyiapkan tenaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement