REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Aktris Hollywood Felicity Huffman dan Lori Loughlin masuk dalam daftar 50 orang yang menjadi terdakwa kasus penipuan perguruan tinggi di Amerika Serikat. Menurut tuntutan yang dirilis jaksa federal AS, Selasa (12/3), mereka diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Gugatan atas puluhan orang itu berkaitan dengan skema penipuan senilai 25 juta dolar AS yang menyasar kalangan berada di AS. Ada jaringan yang memungkinkan orang-orang kaya menyuap agar anaknya bisa masuk ke universitas elite seperti Yale dan Stanford.
Sosok yang disebut sebagai dalang utama bernama William "Rick" Singer. Pria 58 tahun itu merupakan pemilik perusahaan Edge College & Career Network. Jaringan tersebut melayani para klien dari banyak latar belakang, termasuk selebritas dan pengusaha.
Berdasarkan dakwaan, Singer mengatur keberadaan penguji palsu yang melakukan tes masuk perguruan tinggi untuk anak-anak kliennya. Dia juga menyuap pelatih olahraga untuk menyediakan slot penerimaan bagi atlet, bahkan jika pelamar tidak memiliki kemampuan baik.
Jaksa penuntut mengatakan, orang tua membayar puluhan ribu dolar AS untuk jasa itu yang disamarkan sebagai sumbangan amal. Baik Huffman maupun Loughlin adalah orang tua yang turut melakoni tindakan melanggar hukum tersebut. Namun, keduanya belum memberikan komentar.
Terdapat 33 orang tua serta 13 pelatih dan rekan yang terlibat dalam bisnis kotor Singer. Menurut surat pengadilan, Singer didakwa melakukan pemerasan dan pencucian uang. Namun, dia punya dalih yang diketahui dari salah satu panggilan telepon dengan orang tua kaya.
"Apa yang kami lakukan adalah membantu keluarga-keluarga terkaya di AS untuk memasukkan anaknya ke sekolah. Semua keluarga menginginkan jaminan," ujar Singer meringkas apa yang dilakukan perusahaannya, dikutip dari laman CNA Lifestyle.
Skema itu sudah berlangsung sejak 2011 sampai tahun ini. Selain Yale dan Stanford, Singer juga memasukkan anak-anak orang kaya ke Universitas Texas, Georgetown, California Selatan, dan Universitas California Los Angeles.
Metode lain yang dilakukan Singer termasuk meminta orang tua berpura-pura. Mereka diminta mengatakan kepada penguji bahwa anaknya memiliki ketidakmampuan belajar dan butuh perpanjangan waktu ujian. Selanjutnya, orang tua memilih salah satu dari dua pusat tes.
Pusat tersebut berada di Houston, Texas, serta di Hollywood Barat, California. Administrator ujian di pusat-pusat itu menerima suap agar anak dari klien Singer bisa diterima. Jawaban ujian yang salah bisa dibetulkan atau meminta orang lain mengikuti ujian.
Dalam banyak kasus, para calon mahasiswa tidak menyadari bahwa orang tua mereka telah mengatur kecurangan. Mantan pelatih pelayaran di Universitas Stanford, John Vandemoor, juga ditengarai terlibat dalam konspirasi tersebut.