Rabu 13 Mar 2019 11:07 WIB

BPN: Debat Ketiga Bukan Antara Ulama dan Sandiaga

BPN meminta Kiai Maruf dipandang sebagai cawapres, bukan sebagai ulama.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Direktur Direktorat Relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursidan Baldan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Direktur Direktorat Relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursidan Baldan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Direktorat Relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursidan Baldan, mengatakan, debat ketiga pemilihan presiden 2019 adalah dialog antarcalon wakil presiden (cawapres). Karena itu, ia berharap, debat tersebut tidak dipandang sebagai debat antara ulama dan Sandiaga Uno.

"Kamimengharapkan, yang harus dilihat adalah tidak sedang terjadi dialog atau debat antara seorang Sandiaga Uno dengan seorang Maruf Amin yang notabene adalah ulama. Akan tetapi, ini adalah debat antara cawapres," ujar Ferry di Sekretariat Nasional BPN Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/3).

Dengan demikian, Ferry meminta agar dalam debat kali ini Maruf dipandang sebagai cawapres, bukan sebagai ulama. Ia juga berpendapat dialog yang terjadi pada debat ketiga ini bukan antara usia senior atau junior, melainkan antarcawapres.

"Kan dalam peraturan KPU tidak ada bahwa Sandiaga Uno adalah cawapres usia muda, Maruf adalah kandidat cawapres usia sepuh. Enggak, keduanya adalah cawapres," terangnya.

Ferry menjelaskan, BPN akan melakukan debat dengan bersandar pada etika dalam berdebat. Jika ada yang salah maka akan disampaikan kesalahan tersebut dengan tetap pada koridor etika dalam berdebat itu.

Ia tak ingin ada yang menyerang pribadi. "Tidak menginikan, ya katakanlah menyerang pribadi yang seperti kita alami. Bukan dalam posisi apa ada rasa kebencian, tidak. Tapi betul betul kita tertantang untuk menyampaikan apa sih visi-misi khususnya dalam tema debat kali ini," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement