REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Railink menargetkan 1,3 juta penumpang kereta bandara pada tahun ini. Target tersebut meningkat dibandingkan sepanjang tahun lalu sebesar 800 ribu penumpang.
Vice President Commercial Passanger PT Railink Fitri Kusuma Wardhani mengatakan saat ini okupansi kereta bandara sekitar 20 persen per hari. “Target penumpang tahun ini 1,3 juta. Memang tahun kemarin (2018) masih baru dan kita melakukan sosialisasi, dan tahun ini bisa meningkatkan,” ujarnya usai acara ‘MoU PT Railink dan Garuda Group’ di Stasiun Sudirman City, Rabu (13/3).
Dia menjelaskan satu rangkaian kereta bandara memiliki 272 kursi, jumlah kursi yang terisi baru mencapai 55 orang sekali jalan. Perhitungan tersebut sesuai dengan okupansi kereta bandara yang hanya 20 persen.
“Harapannya okupansi naik 10 persen hingga 20 persen, mudah-mudahan dengan Garuda dan grupnya dapat tingkatkan okupansi kereta bandara,” ungkapnya.
Sebelumnya Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meyakini jumlah keterisian atau okupansi penumpang Kereta Api (KA) bandara akan naik lebih dari 60 persen saat dioperasikan sampai Stasiun Manggarai sekitar akhir Maret nanti. Saat ini KA bandara berhenti sampai Stasiun Dukuh Atas.
Dengan beroperasinya kereta bandara hingga Stasiun Manggarai, diyakini akan semakin memudahkan masyarakat Jabodetabek yang akan menuju bandara terbesar di Asia Tenggara ini. "Kereta bandara yang tadinya sampai Dukuh Atas sebentar lagi akan dioperasikan sampai Stasiun Manggarai, semua angkutan-angkutan yang dari Depok, Bekasi bisa ganti di tempat itu sehingga kereta bandara bisa 'point to point'," katanya, Senin (4/3).