REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim DVI Polri memastikan terdapat dua jenazah di lokasi ledakan bom di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (13/3). Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, dua jenazah tersebut satu perempuan dan satu balita yang ditaksir berusia dua tahun. Keduanya dalam keadaan tubuh yang tak utuh.
“Yang sudah dipastikan itu jasad perempuan sekitar 30-an tahun. Dan satu jasad anak-anak, usianya sekitar dua tahunan,” kata Dedi, Rabu (13/3). Saat ini kata Dedi, dua jenazah tersebut ada di Laboratorium Forensik dan INAFIS, untuk diidentifikasi. Dugaan sementara, dua jenazah tersebut, merupakan keluarga dari terduga terorisme Abu Hamzah.
Densus 88 Anti-teror, pada Selasa (12/3) menangkap hidup Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumut. Ia ditangkat lantaran terkait dengan jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Saat penangkapan tersebut, sempat terjadi aksi peledakan di rumah terduga yang terletak di Jalan Ahmad Dahlan, Sibolga. Satu petugas, dan satu warga sipil terluka dalam peledakan tersebut.
Setelah penangkapan itu, Densus 88 mencoba ikut menangkap istri dari Abu Hamzah. Tetapi, sang istri tak menurut dan memilih untuk melakukan upaya perlawanan. Yaitu dengan mendekam di dalam rumah bersama anaknya dan mengancam mengancam meledakkan bom. Densus 88 berusaha membujuk keduanya untuk keluar rumah. Tetapi, sampai Selasa (12/3) tengah malam, bujukan petugas keamanan mentah.
Pada Rabu (13/3) dini hari, sekitar pukul 01:20 WIB, usaha membujuk istri keluar rumah berujung pada aksi ledakan bunuh diri. Dua kali ledakan beruntun mengejutkan warga di sekitar lokasi kejadian. Kepolisian mengatakan, bom diduga jenis bom lontong yang dirakit mandiri, dengan daya ledak yang terbilang kecil. Tetapi, lantaran berjumlah banyak, bom tersebut berdampak cukup besar.
Puluhan warga diareal lokasi kejadian diungsikan agar terhindar dari dampak ledakan. “Sekitar radius 100 meter, sejak awal sudah dievakuasi. Meskipun low explosive (daya ledak rendah), tetapi jumlahnya cukup banyak. Dan bisa merusak,” ujar Dedi. Insiden ledakan dan bom bunuh diri di Sibolga ini, kata Dedi menjadi pintu baru bagi penganan, dan pemberantasan aksi terorisme di Tanah Air.
Sebab kata dia, penangkapan Abu Hamzah, yang berujung pada aksi bunuh diri para keluarganya, merupakan lanjutan dari penelusuran dan perburuan Densus 88 terhadap para terduga pelaku teror jaringan JAD. Sebelum menangkap Abu Hamzah, pada Sabtu (9/3), Densus 88 menangkap sorang pria berinisial Ro di Lampung. Ro, dan ABu Hamzah dikatakan Kepolisian sama-sama berada dalam jaringan JAD. Keduanya merencanakan aksi teror di Jakarta, dan Bandar Lampung.