Rabu 13 Mar 2019 22:58 WIB

Tiga Manfaat Bersiwak Menurut Pakar Era Ottoman

Bersiwak merupakan salah satu kegiatan favorit Rasulullah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang pedagang siwak di depan Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (23/9).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Seorang pedagang siwak di depan Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, Sabtu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Bersiwak termasuk salah satu rutinitas yang digemari Rasulullah SAW. Berbagai penelitian dilakukan dalam rangka mengungkap rahasia dan manfaat di balik bersiwak. 

Di antara teks-teks tertua, yang membahas masalah ini, yang paling klasik antara lain karya Yuhanna ibn Masawayh (wafat 854 M ) dan Hunayn bin Ishaq (wafat 873 M).

Baca Juga

Sejumlah penelitian kontemporer mengkonfirmasi bahwa tanaman salvadora persica dan ekstraknya memberikan manfaat pada jaringan mulut dan membantu menjaga kebersihan mulut yang baik.

Sebagian besar risalah Muslim tertua tentang Siwak berbentuk naskah. Namun, karya serupa tentang masalah ini juga muncul di periode selanjutnya. 

Naskah terbaru (masih belum diterbitkan), yang ditulis oleh ensiklopedis Ottoman, Muhammad bin Mustafa al-Aqkirmani (wafat 1760 M).

Menurut al-Aqkrimani, ada banyak manfaat siwak di antaranya sebagai berikut: 

Pertama, Sunah Rasulullah yang agung 

Siwak merupakan salah satu kebiasaan Rasulullah. Menurut Imam Hanafi hukum bersiwak adalah sunah, sebagaimana pendapat Yusuf al-Qaduri. Bersiwak hendaknya dilakukan setiap saat, tidak hanya sebelum shalat. 

Kedua, Penghilang bau mulut

Siwak sangat bermanfaat karena dibuat dari beberapa pohon pahit yang akan menghilangkan bau mulut dari mulut dan gigi. Namun dilarang bersiwak dengan buah delima dan tebu. 

Al-Aqkirmani tidak menjelaskan mengapa dilarang menggunakan pohon-pohon ini, tetapi otoritas lain dari Mazhab Hanafi seperti Ibnu ‘Abidin menjelaskan bahwa kedua pohon tersebut berbahaya bagi mulut. 

Ketiga, Keistimewaan pohon arak 

Muhammad al-Aqkirmani mengatakan bersiwak lebih istimewa jika menggunakan pohon arak karena bagian dari Tibbun Nabawi. Menurut Abu Hanifa, kata Muhammad al-Aqkirmani, pohon arak membuat ucapannya fasih, nafsu makan terstimulasi dan otak jernih.  

Siwak menjauhkan setan dan menarik para malaikat, membuat tubuh lebih kuat, dan penglihatan lebih kuat. Muhammad al-Aqkirmani membahas pengaruh siwak pada otak. 

Dengan demikian, siwak merangsang pemikiran yang tepat, berbeda dengan opium, hyoscyamus, dan hashish. 

Semua dari mereka (dan pertama-tama, ganja) dilarang karena mereka mengalihkan orang dari mengingat Allah SWT.  Ratna Ajeng Tejomukti

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement