Rabu 13 Mar 2019 23:22 WIB

Jateng Urutan 31 Indeks Kerawanan Konflik Pemilu

Meski terbilang aman, wilayah Solo menjadi prioritas pengamanan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas KPU Solo menunjukkan kotak suara yang rusak, di tengah kegiatan perakitan kotak suara di gudang KPU Solo, Senin (18/2). Data per Ahad (17/2), sebanyak 58 kotak suara dinyatakan rusak, dari total 8.715 kotak suara.
Foto: Republika/Binti sholikah
Petugas KPU Solo menunjukkan kotak suara yang rusak, di tengah kegiatan perakitan kotak suara di gudang KPU Solo, Senin (18/2). Data per Ahad (17/2), sebanyak 58 kotak suara dinyatakan rusak, dari total 8.715 kotak suara.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berada pada urutan ke-31 dalam indeks kerawanan konflik pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 secara nasional. Hal itu diungkapkan Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, kepada wartawan seusai kegiatan Simulasi Pengamanan Kota (Sispamkota) di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (13/3).

Kapolda mengatakan, indeks kerawanan pemilu Jawa Tengah di Bawaslu maupun Mabes Polri berada di nomor urut 31. Dapat diartikan, Jawa Tengah relatif aman menghadapi pemilu mendatang.

"Namun di Jawa Tengah sendiri dari yang aman itu, wilayah Solo dan sekitarnya ini menjadi wilayah yang prioritas untuk tingkat Polda. Baru Kedu dan Banyumas. Ada tiga wilayah," terangnya.

Alasannya kerawanan tersebut, lanjutnya, intensitas kegiatan selama Pemilu ini paling banyak dilaksanakan di Solo dan sekitarnya, baik dari pasangan calon (paslon) nomor urut 01 maupun paslon 02. Sehingga, potensi untuk friksi atau gesekan dan sebagainya itu yang diantisipasi.

Mendekati hari pelaksanaan Pemilu 2019, Kapolda menyatakan Jawa Tengah masih aman. Ada beberapa friksi sudah ditangani oleh Bawaslu. Friksi tersebut dinilai belum sampai membuat masyarakat terpecah.

"Solo kondusif. Aman. Tidak ada kejadian. Ada kekuatan kami tambah di Solo. Ada tiga kompi mengkaver Solo Raya, Brimob dua kompi, dan Sabara satu kompi. Wilayah Kedu kami perkuat dua kompi, Banyumas kami perkuat satu kompi. Jadi kami fokus pada 3 wilayah itu eskalasinya," paparnya.

Di sisi lain, personel pengamanan dari Polri dan TNI juga mengantisipasi dengan melakukan pengamanan di tempat-tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, wihara dan klenteng. Condro menyatakan semua tempat ibadah berlaku larangan tidak boleh digunakan untuk politik praktis, tidak boleh digunakan untuk memobilisasi dan mengarahkan ke pasangan calon tertentu. "Jadi tempat-tempat ibadah itu sama semua, itu untuk ibadah, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan kegiatan sosial," ujarnya.

Nantinya, dalam pengamanan saat Pemilu 17 April 2019, Polda Jateng akan mengerahkan 23.600 persenel kepolisian serta dibantu penguatan dari TNI sebanyak 14.000 personel.

Pada saat Sispamkota tersebut, diperlihatkan simukasi penanganan bom. Kapolda mengungkapkan, Polda Jateng juga mengantisipasi adanya teror bom yang terus dimonitor oleh satuan tugas yang membidangi, serta dari densus 88 dan satgas intelegen. Apabila muncul, kekuatan-kekuatan yang menangani juga sudah disiapkan.

"Oleh karena itu, tanggung jawab untuk menjaga keamanan ini merupakan tanggung jawab bersama. Semua parpol, timses, pendukungnya dan kita semua. Oleh karenanya, komunikasi yang intens, ada LO di parpol dan timses itu menjadi kata kunci untuk menjembatani jangan sampai terjadi konflik," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement