REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) melakukan kerja sama dengan UKM Center UI dalam menghitung nilai keekonomian dana bergulir. Perhitungan itu melalui indeks kesejahteraan dan kebahagiaan penerima manfaat dana bergulir.
Melalui kerja sama ini, LPDB-KUMKM dapat mengukur manfaat dan dampak penyaluran dana bergulir, berupa peningkatan nilai keekonomian KUMKM. Hal itu diutarakan Direktur Utama LPDB-KUMKM Braman Setyo pada Focus Group Discussion (FGD) LPDB KUMKM dengan UKM Center UI, "Indeks Kesejahteraan dan Kebahagiaan End User Penerima Pinjaman Dana Bergulir Koperasi dan UMKM", di Surabaya, Rabu (13/3).
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada stakeholder seberapa besar dampak dan manfaat LPDB-KUMKM kepada pelaku koperasi dan UMKM,” kata Braman berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.
Braman mengatakan, tujuan pemberian pinjaman/pembiayaan dana bergulir adalah menyediakan fasilitas permodalan dalam bentuk pinjaman pembiayaan yang mudah dan murah kepada KUMKM, dan memperkuat peran KUMKM dalam upaya peningkatan kapasitas usaha. Selain itu juga pendapatan dan perluasan kesempatan kerja, serta menambah jumlah KUMKM dan meningkatkan nilai keekonomian KUMKM.
Ia menjelaskan salah satu ukuran nilai keekenomian adalah nilai keekonomian usaha dan atau nilai keekonomian pribadi. ”Kajian ini juga sebagai salah satu alat ukur yang selama ini belum dilakukan LPDB selama 12 tahun. Sebagaimana peraturan permenkop tersebut, ini wajib dilaporkan kepada stakeholder," tutur dia.
Hal ini juga bagian dari paradigma baru LPDB yang sangat inklusif, yaitu bekerja sama dengan beberapa stakeholder. LPDB-KUMKM juga memiliki Tri Sukses, yaitu sukses penyaluran, pemanfaatan, dan pengembalian. Sukses pemanfaatan akan dikaji melalui kegiatan FGD tersebut.
FGD diharapkan menghasilkan Indeks Kesejahteraan dan Kebahagiaan end user yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
”Hasil kajian nantinya memberikan informasi dan referensi kepada masyarakat dan tentunya pemerintah Indonesia mengenai kemanfaatan LPDB-KUMKM dalam kontribusinya sebagai salah satu Agent of Government dalam hal perkuatan permodalan melalui dana bergulir,” pungkas Braman.
Peneliti UKM Center UI Mariah Ulpah mengatakan, pihaknya akan melakukan survei di empat kota, yaitu Surabaya, Semarang, Denpasar, dan Bandar Lampung kepada mitra LPDB KUMKM. Survei ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat manfaat bagi penerima dana bergulir, karena selama 12 tahun kajian seperti ini belum pernah dilakukan.
“Kita memakai indikator yang kita sebut sebagai Indeks Kebahagiaan dan Indeks Kesejahteraan untuk melihat implikasi positif dari program LPDB yang sudah berjalan selama 12 tahun ini,” ujarnya
Ia mengatakan, indeks yang diukur yaitu indeks kesejahteraan individu, indeks kesejahteraan usaha dan indeks kebahagiaan. Jadi melalui parameter tersebut diketahui berapa banyak UMKM yang sudah naik kelas.
“Jadi tidak hanya penyaluran-penyaluran saja, tetapi melalui kajian tersebut penyaluran lebih tepat sasaran. Saat ini kami akan lakukan survei kepada 500 UMKM sebagai sampling-nya,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Mas Purnomo Hadi menyampaikan, Jawa Timur memiliki lebih dari 31 ribu koperasi. Sekitar 27 ribu koperasi masuk kategori sehat. Sementara sekitar 15 persen masuk kategori koperasi sakit yang mati segan hidup tak mau.
Pihaknya lebih mendorong kualitas koperasi ketimbang kuantitas pendirian koperasi. Purnomo berharap agar para kepala Dinas Koperasi dan UKM di kabupaten/kota tidak terlalu mudah memberikan badan hukum koperasi di daerahnya.