Kamis 14 Mar 2019 19:06 WIB

Golkar Sindir Balik PSI

Golkar tak akan terusik dengan pernyataan PSI.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto
Foto: Agus Raharjo / Republika
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto enggan menanggapi sindiran Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait pengesahan perda syariah. Airlangga menegaskan, Golkar tidak terganggu atau terusik dengan pernyataan tersebut.

"Kami tidak memberikan komentar terhadap partai lain, itu agenda masing-masing dan kami sebagai partai pendukung utama tidak terganggu karena punya posisi sendiri," kata Airlangga Hartanto di Jakarta, Kamis (14/3).

Baca Juga

Anggota Dewan Kehormatan Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) itu mengatakan, Golkar lebih baik menumpahkan berfokus kepada program-program yang berkaitan dengan pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia mengatakan, apa yang dilontarkan Ketua Umum PSI Grace Natalie itu merupakan program terpisah dari pilpres.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, posisi Golkar adalah partai nasionalis baik itu dari segi NKRI maupun dari segi agama yang mengutamakan kepentingan nasional.

Menteri perindustrian itu melanjutkan, Golkar membawa opini masyarakat dan bukan memaksakan opini pribadi hanya untuk menjadi isu nasional guna mencari popularitas.

"Yang jelas partai Golkar sudah berpengalaman di parlemen baik nasional maupun di provinsi maupun kabupaten/kota," kata Airlangga.

Sebelumnya, Grace Natalie menyindir partai nasionalis yang dianggapnya menjadi pendukung terbesar Perda Syariah. Grace secara gamblang menyebut PDIP dan Golkar aktif dalam perancangan dan pengesahan Perda Syariah.

Serangan ini bermula ketika Grace berpidato di hadapan ribuan kadernya di Medan, Senin (11/3). Grace mempertanyakan sikap Golkar dan PDIP yang terlibat aktif dalam pengesahan 443 Perda Syariah di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement