REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan botol yang dikreasikan menjadi sebuah pos istirahat petugas kebersihan kali itu menghadap ke Bendera Merah Putih. Pos itu beratapkan baja ringan. Beralaskan karpet hasil temuan di sekitar kali. Dilengkapi kursi panjang yang dibuat oleh mereka sendiri.
Kayunya hasil dari temuan di sekitar kali itu juga. Terlihat juga angsa yang diukir dari ban bekas menjadi tambahan penghias pos itu. Ada juga kolam ikan berukuran kecil yang mempercantik tempat itu.
Bahan yang dibeli pun tidak banyak. Kawat untuk menyambung botol demi botol. Sedikit semen untuk membuat kolam ikan. Atap yang terbuat dari baja ringan agar terlindungi dari panas dan hujan. Cat untuk mewarnai ban-ban. Beberapa tanaman hias dan ikan juga dibeli sebagai penghias kolam ikan itu.
"Sekitar sejuta lah totalnya. Uangnya dari uang kas kita," kata Ketua Regu Pos Grojokan Rudi Supriadi, beberapa waktu lalu. Selebihnya, barang-barang yang dibutuhkan mereka dapatkan dari kali. Seperti, kayu yang digunakan untuk pijakan dan kursi didapat dari kali itu juga.
Itulah Pos Grojokan yang merupakan perwakilan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kecamatan Pasar Rebo. Pos itu terletak di Jalan Raya Bogor, tidak jauh dari Kepolisian Sektor (Polsek) Kiwi, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pos itu adalah pos kedua dari empat titik pos di kawasan itu.
Berawal dari ide seorang pemantau UPK Badan Air DLH Kecamatan Pasar Rebo Sarmilih. Mulanya, ia termotivasi dari salah satu program DLH, yaitu pengurangan limbah dan sampah plastik yang digencarkan sejak 2018.
Kemudian, ia teringat tentang pengalamannya tiga tahun lalu saat mendaki Gunung Lawu. Saat itu, ia melihat pos botol plastik bekas di kawasan itu. "Di gunung saja bisa kok," pikir Sarmilih.
Akhirnya, ide itu diterima oleh tiap kepala regu di tiap pos dan berhasil direalisasikan. Mulailah pengerjaan pembuatan Pos Grojokan pada pertengahan Januari lalu. Di sela-sela waktu kerjanya, Sarmilih dan dua temannya mulai memilah-milah botol plastik bekas itu.
Tentunya, mereka dibantu oleh rekan kerjanya yang lain. Silih berganti perwakilan dari tiap pos datang ke Pos Grojokan untuk membantu pengerjaan pos itu. "Kadang, pagi ada yang dateng. Siangnya ada yang nyamper ke sini bawa dua karung. Nanti sorenya ada lagi. Jadim orang ada yang kerja, selesai kerja kirim ke pos sini buat nanti dibikin pos ini," ujar Rudi.
Mereka membawa sekitar dua karung botol plastik bekas untuk kemudian dikelompokkan. "Nanti disortir tuh. Mana yang botol ini, mana yang jelek-jelek. Nanti disortir lagi. Terus dibersihin lagi pakai detergen," kata Rudi.
Setelah dikelompokkan dan dibersihkan, botol plastik itu dilubangi menggunakan solder satu per satu. Untuk gambaran bentuk posnya, Sarmilih membuat sketsa hasil idenya sendiri yang ditunjukkan kepada petugas kebersihan kali lainnya. Seiring proses pembuatan pos, teman-teman dari ketua regu pos kebersihan kali memberikan masukan untuk dekorasi pos itu.
"Namanya kita berimajinasi, ya berkreativitas. Ada salah satu yang bilang, 'ah ini enggak bagus nih, ubah'. Akhirnya, ya sampai sebagus itulah. Butuh banyak perubahan sih dari desain awal. Intinya, ya biar lebih bagus," kata Sarmilih.
Selesailah pembuatan pos Grojokan yang terbuat dari botol plastik bekas pada akhir Februari lalu. Menurut salah satu petugas kebersihan kali di Pos Grojokan, Sirad, mengatakan, pos itu menjadi diketahui masyarakat sekitar. "Pernah ada guru TK yang datang untuk minta tolong bikinin kayak gini di TK tempatnya mengajar," ujar Sirad.
Menurut Sarmilih juga respons masyarakat, semuanya positif, seperti banyaknya permintaan. Tapi, kendalanya karena ia juga masih memiliki jam kerja serta kesulitan bahan bakunya. Selain itu, kata Sarmilih, banyak warga sempat datang ke lokasi untuk foto-foto.
"Banyak masyarakat yang datang untuk foto. Laju kendaraan juga terhenti karena melihat keanehan kali ya, kok ada botol dijadikan pos. Ya, alhamdulillah responsnya semuanya positif," kata Sarmilih.