REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring keinginan pemerintah untuk meningkatkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pembangunan, maka BUMN didorong untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham. Hal ini dinilai akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Deputi Jasa Keuangan dan Perbankan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan pihaknya memiliki tiga strategi agar BUMN bisa go public, antara lain timing, sizing, dan pricing. Ketiga hal tersebut harus sejalan dan tepat sasaran agar nantinya menjadi modal perusahaan untuk berkembang lebih jauh lagi.
“Dalam IPO anak usaha BUMN, ada beberapa persiapan yang dilakukan baik dari sisi internal dan eksternal. Anak-anak usaha BUMN melakukan pembenahan lebih dahulu, agar investor lebih tertarik membeli sahamnya. Investor yang nantinya akan membeli saham perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan bukan saja berasal dari pihak domestik tetapi juga dari pihak internasional,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (15/3).
Dia menjelaskan IPO merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan BUMN dalam menjalankan usaha. Sumber dana yang diperoleh perusahaan dari IPO dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi usaha, perbaikan struktur permodalan perusahaan dan pelunasan utang.