REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta penyebaran video berisi kekejaman aksi terorisme di Selandia Baru dihentikan. Hal ini dilakukan untuk menghormati keluarga korban dan menghindari agar tidak dijadikan isnpirasi bagi kelompok-kelompok tidak biertanggungjawab.
PBNU juga meminta meminta platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan instagram untuk menghapus segala konten video yang berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan terorisme. “Kami meminta pada pemilik platform media sosial untuk memblok dan meghapus konten dan akun yang tersambung dengan jaringan teroris berdasarkan data algoritma yang dimiliki,” kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Jumat (15/3).
Terkait aksi teror di masjid Al-Noor, Kota Christchurch, New Zealand, Helmy menyatakan pihaknya sangat mengutuk keras. Pihaknya menilai bahwa tindakan terorisme yang dilakukan itu merupakan perbuatan yang sangat keji, kejam dan tidak berperikemanusiaan, hal ini bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama apapun.
“Pertama, PBNU menyampaikan duka yang sangat mendalam kepada keluarga korban. Kedua, Kami mengutuk keras pelbagai tindakan terorisme, atas dasar dan latar belakang apapun. Tindakan-tindakan yang menggunakan kekerasan, terorisme, menebarkan rasa benci, bukanlah ajaran agama. Tidak ada satu agamapun yang membenarkan cara-cara kekerasan” jelas Helmy.
Helmy menegasakan bahwa gerakan terorisme yang dilakukan menciderai kemanusiaan. Lebih jauh, Helmy mengajak warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan.
PBNU mengajak semua pihak untuk membangun dialog antarumat beragama dengan tujuan untuk mengokohkan kesatuan dan persatuan bangsa agar tidak terpengaruh dengan uapaya provokasi, pecah belah pada bangsa Indonesia.
“Kami juga mengajak umat beragama untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan setempat,” pungkas Helmy.