Kamis 21 Apr 2022 18:51 WIB

Kewajiban Menyusui Bagi Muslimah

Merawat dan mengasuh buah hati menjadi tanggung jawab bagi setiap orang tua.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Wanita Menyusui Bayi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Wanita Menyusui Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Merawat dan mengasuh buah hati menjadi tanggung jawab bagi setiap orang tua. Pemberian air susu ibu (ASI) pun menjadi kewajiban guna menjaga tumbuh kembang anak dengan baik.

Seorang ibu diwajibkan untuk memberikan ASI hingga usia bayi mencapai dua tahun. Selain didukung data riset ilmiah, pentingnya seorang ibu untuk menyusui anak juga disebutkan dalam Islam.

Baca Juga

Al-Buhuti dalam Syarh Muntaha al- Iradat, 3:243 menyebut, "Wajib bagi wanita merdeka untuk menyusui anaknya ketika dikhawatirkan anaknya telantar karena tidak mau minum ASI wanita lain atau susu lainnya. Dalam rangka men jaga anak ini dari kematian. Sebagaimana juga ketika tidak dijumpai wanita lain yang bersedia menyusuinya. Dan si istri berhak mendapatkan upah yang sewajarnya. Namun, jika tidak dikhawatirkan si anak telantar (karena masih mau mi num susu lainnya—Red) maka si istri tidak boleh dipaksa. Berdasarkan firman Allah (yang artinya)," jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya."

KH Abdullah Hasyim dkk dalam Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Repro duksi dalam Pandangan Islam menyebutkan, jika pemberian ASI harus dilakukan secepat mungkin setelah bayi lahir. Setidaknya, dalam 30 menit pertama setelah bayi dilahirkan, bayi segera disusui ibunya. Ini tetap dilakukan meski ASI sang ibu juga belum keluar.

Dalam surah al-Baqarah ayat 233, Allah SWT bersabda, "Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita keseng saraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya dan waris pun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwa lah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Ayat di atas menjelaskan bagaimana Allah SWT menurunkan perintah langsung agar ibu menyusui bayinya. Tapi, tidak pula dipaksakan jika sang ibu berhalangan melakukannya dengan berbagai kondisi dan keadaan yang tidak memungkinkan.

Adanya ibu sepersusuan atau donor ASI diizinkan dilaku kan jika kedua orang tua telah rela. Da lam surah at-Tha laq ayat 6 disebut, "Jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya."

ASI dalam berbagai riset dan anjuran yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut memiliki banyak kandungan gizi dan manfaat bagi bayi.

Pemberian ASI eksklusif dapat membantu meningkatkan IQ dan kemampuan intelektual bayi. Selain itu, ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan berbagai virus dan bakteri.

Kandungan sel darah putih dalam ASI sanggup membunuh virus dan bak teri tersebut. Interferon yang dikandung sejenis dengan protein yang berfungsi mengidentifikasi kehadiran virus Luso zyme. Zat gula atau laktosa pada ASI mam pu mengurangi infeksi pada bayi dan otak bayi membutuhkannya untuk berkembang.

Mengenai manfaat dan fungsi dari ASI ini, Ali bin Abi Thalib per nah berkata, "Tidak ada satu pun susu yang lebih bermanfaat dan lebih sesuai bagi anak dari air susu ibu."

Memberi ASI bagi sang buah hati membawa pahala bagi ibu. Rasulullah SAW bersabda, "Ketika seorang wanita menyusui anaknya, Allah membalas se tiap isapan air susu yang diisap anak de ngan pahala memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail dan manakala wanita itu selesai menyusui anaknya, malaikat pun meletakkan tangannya ke atas sisi wanita itu seraya berkata, 'Mulailah hidup dari baru karena Allah telah mengampuni semua dosadosamu.'"

Bagi ibu yang menyusui anak-anak nya, Allah menjanjikannya jauh dari siksa neraka. Hal ini disebut dalam HR Ibnu Hibban, "Kemudian, malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tibatiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya, 'Kenapa mereka?' Malaikat itu menjawab, 'Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar'i).'"

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement