REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan kepada Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, AS siap memberikan bantuan atas insiden penembakan terhadap 49 orang di dua masjid di Selandia Baru. Hal ini disampaikan Trump melalui sambungan telepon, pada Jumat (15/3) lalu.
"Saya memberi tahu Perdana Menteri bahwa kami mendukung solidaritas dengan Selandia Baru, dan bahwa bantuan apa pun yang dapat diberikan AS, kami siap untuk membantu," kata Trump di Twitter.
Just spoke with Jacinda Ardern, the Prime Minister of New Zealand, regarding the horrific events that have taken place over the past 24 hours. I informed the Prime Minister....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 15 Maret 2019
Dalam sambutannya kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan, ia telah berbicara dengan Ardern, Trump mengungkapkan kesedihan atas apa yang terjadi. Ia menyayangkan hal tersebut berlangsung di rumah ibadah.
"Tempat-tempat ibadah yang sakral ini diubah menjadi tempat pembunuhan yang jahat," ujar Trump.
Teroris di Selandia Baru menewaskan 49 orang, dan 42 orang dirawat karena cedera pada Jumat. Pelaku juga menyiarkan rekaman beberapa pembunuhan di internet.
Ardern menggambarkan pembunuhan massal itu menjadi yang terburuk dalam sejarah Selandia Baru. Pelaku yang menyiarkan berasal juga bukan dari Selandia Baru melainkan dari Australia.
Polisi menyatakan tiga orang telah ditahan. Termasuk seorang pria berusia akhir 20-an, yang didakwa melakukan pembunuhan. Ia akan muncul di pengadilan pada Sabtu. Namun hingga kini polisi belum mengidentifikasi para pelaku.
"Investigasi kami sedang dalam tahap awal dan kami akan melihat dengan seksama untuk membangun gambar dari setiap individu yang terlibat dan semua kegiatan mereka sebelum peristiwa mengerikan ini," kata Komisaris Polisi, Mike Bush.
Ardern mengatakan, pelaku utama menggunakan lima senjata selama amukannya. Termasuk dua senjata semi-otomatis, dan dua senapan.