Sabtu 16 Mar 2019 08:47 WIB

Masyarakat di Lima Desa Tandatangani Komitmen Konservasi

Masyarakat ingin kawasan hutan dijaga.

Ilustrasi Hutan
Foto: ANTARA FOTO
Ilustrasi Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, POSO -- Masyarakat lima desa di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) kemitraan konservasi dengan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).

PKS tersebut ditandatangani lima kepala desa bersama Kepala Balai Besar TNLL Jusman disaksikan Direktur Kawasan Konservasi pada Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Diah Murtiningsih di Desa Kageroa, Kecamatan Lore Barat, Jumat.

Baca Juga

Lima desa yang berkomitmen memelihara dan melestarikan hutan dan seluruh keanekaragaman hayati di dalam kawasan konservasi di wilayah Lembah Bada itu yakni Desa Kalori, Desa Lengketa, Desa Tuare, Desa Lelio dan Desa Kageroa.

Menurut para kades, selama ini masyarakat secara turun temurun sangat ramah dengan kawasan hutan. Sehingga fungsi hutan tetap dipelihara. Itu bisa dilihat dari sungai-sungai yang tidak pernah menyusut airnya dan karena pepohonon tumbuh sangat rapat, hampir tidak ada cela.

Direktur Kawasan Konservasi Diah Murtiningsih menyambut gembira kesepakatan kerja sama ini karena TNLL adalah cagar biosfer yang kini menjadi paru-paru dunia itu.

Ia mengatakan bahwa kawasan konservasi harus memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya di bidang ekonomi sehingga akses itu kita berikan kepada mereka.

Masih ada empat desa lainnya di Lembah Bada yang akan menjalin kemitraan yang sama dengan pihak Balai Besar TNLL. "Ini suatu hal yang patut menjadi contoh bagi daerah lainya di Tanah Air," ujar Diah.

Sementara Wakil Bupati Poso Zamsuri mengatakan pemerintah dan masyarakat di daerahnya, termasuk di Dataran Napu dan Bada tetap berkomitmen untuk menjaga aset hutan dan alam yang ada di daerah itu.

Menurut dia, kerja sama yang dibangun antara masyarakat lima desa di Kecamatan Lore Barat dengan pihak TNLL merupakan bukti bahwa masyarakat yang ada di sekitar kawasan menginginkan agar hutan dan alam yang ada patut untuk dijaga kelestariannya karena selama ini telah banyak memberikan manfaat bagi mereka.

Kedatangan Direktur Kawasan Konservasi dan rombongan di Desa Kageroa, Kecamatan Lore Barat disambut dengan prosesi adat Pepomahile yang merupakan adat masyarakat Lembah Bada yang secara turun temurun terus dilestarikan.

Pepomahile merupakan adat suku Bada yang dilakukan hanya pada acara khusus untuk menghormati tamu-tamu penting pemerintah yang baru pertama kalinya berkunjung ke wilayah itu.

Tamu yang datang pertama-tama disambut dengan tarian momohe-cakalele dan diiringi musik bambu. Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan Pepomahile dengan materi seperti beras putih halus dan tujuh butir telur ayam, satu ekor ayam jantan yang paruhnya berwarna kuning sebagai ketersediaan lauk pauk. Berikutnya nira (saguer manis) sebagai minuman penghormatan dan parang. Kawasan TNLL berada di Kabupaten Poso dan Sigi dengan luas total 217.000 hektare. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement