Sabtu 16 Mar 2019 12:55 WIB

PM Selandia Baru Minta Trump Bersimpati, ini Responsnya

Ardern meminta Trump menunjukkan simpati kepada semua komunitas Muslim dunia.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat konferensi pers terkait penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
Foto: TVNZ via AP
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat konferensi pers terkait penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH – Beberapa jam setelah serangan terhadap dua masjid di Christchurch, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan dirinya langsung berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sambungan telepon. 

Dalam pembicaraan tersebut, Ardern meminta Trump menunjukkan simpati kepada semua komunitas Muslim dunia.  

Baca Juga

"Trump membenarkan dan menyetujui saran itu," ujar Ardern, dilansir Newsweek, Sabtu (16/3).

Dalam pembicaraan tersebut, Trump juga menawarkan bantuan yang bisa dilakukan AS kepada Selandia Baru atas tragedi penembakan itu. 

Namun, hanya beberapa menit sebelum Ardern memberikan komentar terbarunya, Trump berbicara kepada wartawan di Oval Office dan menepis bahwa nasionalisme kulit putih telah menjadi ancaman yang meningkat. 

Trump mengaku belum melihat manifesto yang diunggah pelaku teror di sosial media. Isi dari manifesto tersebut penuh dengan retorika sayap kanan dan memuji pembunuh massal supremasi kulit putih, Anders Breivik. 

Dalam manifesto tersebut juga disebutkan bahwa Trump merupakan simbol identitas kulit putih baru yang dapat mewujudkan tujuan bersama. Adapun Ardern dan Trump tidak membicarakan mengenai manifesto dalam sambungan telepon.  

"Saya baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengenai peristiwa mengerikan yang terjadi selama 24 jam terakhir. Saya mengatakan kepada Perdana Menteri bahwa bantuan apa pun yang dapat diberikan AS, kami siap untuk membantu. Kami mencintaimu Selandia Baru," ujar Trump dalam akun Twitter-nya.   

Ketika berbicara di hadapan wartawan di Oval Office, Trump kembali menceritakan percakapannya dengan Ardern. 

Trump mengatakan, dalam pembicaraan tersebut dia mengungkapkan kesedihan AS atas aksi teror yang mengerikan di dua masjid, di Selandia Baru. Trump menambahkan, AS akan memberikan dukungan kepada Selandia Baru.  

"Tempat-tempat ibadah yang sakral ini diubah menjadi tempat adegan pembunuhan yang jahat. Itu adalah hal yang mengerikan. Saya mengatakan kepada perdana menteri bahwa AS 100 persen akan membantu apa pun yang mereka butuhkan," kata Trump.

Trump mengatakan, Selandia Baru telah menjadi teman dan mitra yang hebat bagi AS selama bertahun-tahun. Hubungan antara AS-Selandia Baru selalu dalam keadaan baik. Oleh karena itu, AS akan selalu memberikan dukungan bagi Selandia Baru. 

Selama kampanye presiden pada 2016, Trump menyerukan larangan total kepada umat Muslim memasuki AS. Trump menyebut mereka sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement