Ahad 17 Mar 2019 01:39 WIB

Komentari Christchurch, Pria Ini Dicegah Masuk ke Australia

Milo Yiannopoulos menilai, penembakan di Christchurch akibat budaya religius asing.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andri Saubani
Milo Yiannopoulos
Foto: EPA-EFE/ZSOLT SZIGETVARY
Milo Yiannopoulos

REPUBLIKA.CO.ID,  CANBERRA -- Pemerintah Australia melarang kolumnis dan komentator konservatif Milo Yiannopoulos masuk ke negaranya. Keputusan itu disebabkan komentar Yiannopoulos terhadap insiden penembakan masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru.

Mantan jurnalis Breitbart itu menuliskan pendapatnya soal insiden lewat media sosial Facebook. Menurut Yiannopoulos, serangan yang terjadi di Christchurch terjadi akibat adanya kaki tangan para ekstremis kiri dari budaya religius yang asing dan barbar.

Baca Juga

Australia tidak tinggal diam menyimak pendapat ngawur itu. Menteri Urusan Imigrasi, Kewarganegaraan, dan Multikultural Australia, David Coleman, segera mengambil tindakan dengan melarang Yiannopoulos masuk negaranya sebagai pembicara.

"Komentar Yiannopoulos di media sosial mengenai serangan teror Christchurch mengerikan, memicu kebencian dan perpecahan. Serangan teroris di Christchurch dilakukan terhadap Muslim yang mempraktikkan agama secara damai. Itu tindakan kejahatan murni," kata Coleman.

Insiden penembakan terjadi di dua masjid di Kota Christchurch, Pulau Selatan, Jumat (15/3) siang. Aksi teror menewaskan 49 orang dan melukai 40 lainnya. Lebih mengerikan lagi, pelaku merekam dan menyiarkan langsung aksinya ke media sosial.

Setelah mengetahui larangan masuk ke Australia, Yiannopoulos menyampaikan dalih atas pernyataannya di media sosial. Dia berujar bahwa secara eksplisit dirinya mengecam aksi kekerasan serta hanya mengkritik soal fundamentalisme Islam.

Yiannopoulos agaknya gagal melangsungkan tur menjadi pembicara di Australia yang akan berlangsung jelang Mei 2019. Kedatangannya pada Desember 2017 pun sempat memicu kekerasan. Para demonstran bentrok di luar tempat dia menjadi pembicara.

Ini bukan pertama kalinya pendapat Yiannopoulos menuai kontroversi. Pada 2016, Twitter pernah memblokir pria berkebangsaan Inggris yang lama tinggal di AS itu karena salah satu komentarnya, dikutip dari laman Time.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement