REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ruas tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sepanjang 95,8 km segera dibangun. Ruas tol itu menjadi bagian koridor pendukung Palembang-Bengkulu sepanjang total 351,5 km.
"Target rampung Maret 2021, saya minta adalah target terlama. Artinya saya harapkan bisa lebih cepat dari Maret 2021," kata Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono usai menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu.
PPJT itu dilakukan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit dan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo yang disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Balai Raya Semarak, Kota Bengkulu, Jumat (15/3). Tol tersebut terdiri atas tiga seksi yakni seksi Taba Penanjung-Bengkulu sepanjang 17,6 km, Kepahiang-Taba Penanjung 23,7 km, dan Lubuk Linggau-Kepahiang sepanjang 54,4 km dengan total biaya investasi Rp 33 triliun.
Basuki mengatakan, pembangunan Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu yang selama ini tertinggal dibanding provinsi lain di Sumatra. Pembangunan bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah mengembangkan potensi ekonomi daerah.
Oleh sebab itu, diharapkan proses pengadaan lahan dapat berjalan lancar sehingga konstruksi jalan tol dapat segera dilaksanakan dan dapat beroperasi pada Maret 2021 untuk seksi 1 Taba Penanjung – Bengkulu. Konstruksi jalan tol tersebut akan terdapat terowongan sepanjang 7 km menembus bukit barisan dan jembatan bentang panjang yang membentang diatas lembah dengan ketinggian pilar mencapai 45-90 meter.
Kepala BPJT Danang Parikesit menambahkan, pengadaan tanah dijadwalkan pada Juni 2019 yang dimulai dari seksi Taba Penanjung-Bengkulu. Target penyelesaian konstruksi seluruh jalan tol ini adalah Desember 2022.
Pemerintah terus meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra. Selain pembangunan dan pemeliharaan jalan arteri nasional, pembangunan Tol Trans Sumatra bertujuan memangkas biaya logistik agar daya saing produk Indonesia meningkat. Tol Trans Sumatra sepanjang 2.952 km, terdiri atas koridor utama 2.062 km dan koridor pendukung 890 km terus dikerjakan dan sebagian sudah rampung.