REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah berharap kepercayaan investor terhadap situasi ekonomi Indonesia di tahun ini semakin positif. Terutama, setelah lembaga pemeringkat utang internasional Fitch Rating memberikan peringkat Investment Grade kepada Indonesia pada pekan ini.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan dengan reputasi tersebut pihaknya mengharapkan ada perbaikan dalam capital inflow di portofolio disertai penanaman investasi di sektor riil. “Kita berharap terus investasi akan terus naik,” kata Sri di Kantor Kementerian Keuangan, akhir pekan ini.
Fitch Rating pada 14 Maret 2019 mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia di level BBB dengan outlook stable atau Investment Grade. Sebelumnya, Fitch Rating sudah memberikan predikat BBB outlook stable pada 2 September 2018. Dipertahankannya peringkat tersebut dinilai mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
Menurut Sri, pandangan stabil terhadap Indonesia dari Fitch Rating memberikan dampak yang sangat positif. Sebab, mempertahankan predikat stabil untuk situasi saat ini bukan perkara mudah. Di sisi lain, banyak negara-negara peers yang sedang mengalami pemburukan ekonomi. Itu diakibatkan oleh penurunan pertumbuhan dan melebarnya defisit anggaran.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinyatakan sebesar 5,17 persen. Sri menilai laju pertumbuhan itu terbesar sejak 2014. Selain itu, defisit APBN terus mengecil sehingga Indonesia masih dapat dikategorikan di kelompok negara yang sedang baik.
“Selama 2018 terjadi gejolak. Nilai tukar, suku bunga, tapi Indonesia masih dianggap sebagai negera yang mengadopsi kebijakan responsif dan pragamatis,” ujar Sri.
Tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi sektor riil dari asing maupun domestik sebesar Rp 792 triliun atau tumbuh tujuh persen dari pencapaian 2018. Tahun lalu, BKPM mencatat total investasi yang masuk mencapai Rp 721,3 triliun atau naik 4,1 persen dibanding 2017. Mengacu pada target investasi dalam RPJMN, investasi tahun 2018 tercapai 94,3 persen.
Sementara itu, situasi transaksi di Bursa Efek Indonesia dalam sebulan terakhir dikuasai oleh investor domestik. Tercatat, total nilai perdagangan saham mencapai Rp 189,9 triliun. Sebanyak 65,51 persen dilakukan oleh investor domestik sedangkan 34,49 persen sisanya oleh investor asing.
Pembelian saham oleh investor domestik sebesar Rp 125 triliun dan penjualan mencapai Rp 123 triliun. Sementara, pembelian saham oleh investor asing hanya Rp 64,8 triliun dan penjualan sebesar Rp 66,2 triliun. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan pada pekan ini ditutup menguat 0,75 persen menjadi 6461,183.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan koordinasi antara pemerintah dan otoritas terkait akan terus diperperat. Sebab, tetap dibutuhkan bauran kebijakan yang konsisten untuk memperluat stabilitas eksternal untuk mendorong momentum pertumbuhan.
Beberapa faktor kunci yang mendorong Indonesia mendapat Investment Grade yakni prospek pertumbuhan yang baik serta beban utang pemerintah yang relatif rendah. Menurut Perry, kondisi itu masih dapat direalisasikan di tengah tantangan besarnya ketergantungan pembiayaan dari eksternal, penerimaan yang rendah, serta indikator stuktural lainnya yang masih di bawah negara peers.
“Inflasi secara rata-rata diperkirakan 3,4 persen di 2019 dan suku bunga kebijakan tidak akan berubah,” ujar dia. Adapun pada sisi kebijakan fiskal jelang pelaksanaan Pemilu 2019, Perry mengatakan, BI bersama pemerintah akan menunjukkan sikap konservatif.