Ahad 17 Mar 2019 15:29 WIB

Wakaf Asuransi Tingkatkan Literasi Wakaf

Forum Wakaf Produktif mencatat potensi wakaf asuransi bisa mencapai Rp 60 miliar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi (Ilustrasi)
Foto: wepridefest.com
Asuransi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakaf asuransi menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan literasi wakaf. Inovasi ini selain dapat meningkatkan capaian wakaf, juga dapat menjadi alat untuk lebih memperkenalkan wakaf pada masyarakat.

Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Imam T Saptono mengatakan literasi adalah pekerjaan rumah semua pihak. "Literasi wakaf itu PR utama," katanya pada Republika, Ahad (17/3).

Baca Juga

Wakaf asuransi masih tergolong baru. Imam mengakui bahwa sampai saat ini BWI belum mendapatkan laporan lengkapnya meski sudah berjalan di industri. Ia mengatakan BWI akan lebih mengintensifkan sistem pelaporan segera.

"Sudah berjalan, disini peran nazhir yang menjadi pelaksana dari pengelolaan aset-aset wakaf yang bersumber dari premi asuransi yang belum kami intensifkan pelaporannya," kata dia.

Sementara, Forum Wakaf Produktif (FWP) mencatat potensi dari wakaf asuransi hingga saat ini bisa mencapai Rp 40-60 miliar. Jumlah yang terhimpun dari uang pertanggungan polis nasabah yang meninggal yakni sekitar Rp 200 juta. Sebanyak Rp 112 juta dari Generali dan sekitar Rp 100 juta yang diperoleh melalui lembaga wakaf Al-Azhar.

Ketua FWP, Bobby Manulang mengatakan wakaf asuransi ini diperoleh dari uang pertanggungan dan tabungan wakaf yang masuk setiap nasabah membayar premi. Wakaf dari uang pertanggungan signifikan jumlahnya karena berjumlah 45 persen.

Bobby yang juga General Manager Wakaf Dompet Dhuafa juga mengatakan Dompet Dhuafa sendiri melakukan sosialisasi setiap wakaf dalam jumlah besar oleh almarhum nasabah. Hal ini untuk menyebarluaskan informasi penerapan asuransi wakaf pada masyarakat.

"Misal ada diumumkan di papan informasi besar, almarhum bapak ini telah mewakafkan senilai satu kamar rumah sakit dari wakaf asuransi, agar masyarakat tahu program ini punya imbas yang besar," kata dia.

Bobby berkeyakinan kedepannya potensi ini akan seperti bola salju yang semakin besar. Saat ini belum terlihat capaiannya namun di masa depan jumlahnya akan signifikan. Seiring dengan jumlah nasabah atau polis wakaf asuransi yang terus bertumbuh.

Selama ini, wakaf masih dikesampingkan dibandingkan zakat dan infaq padahal memiliki nilai manfaat yang sangat besar. Dengan menggandeng asuransi, diharapkan program tersebut dalam membuat masyarakat lebih menyegerakan berwakaf.

Bobby mendapat laporan bahwa ternyata bundling ini membuka pasar lebih luas karena manfaatnya ganda. Selain untuk proteksi diri sendiri juga mewadahi mereka yang sekaligus ingin beribadah. Ia juga mengatakan ternyata sejumlah polis adalah milik non-Muslim.

"Artinya program ini memang universal, dan untuk semua pihak, karena yang dituntut atau syarat yang harus Muslim itu nazhirnya saja," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement