Ahad 17 Mar 2019 21:40 WIB

Legenda Bulu Tangkis Ini Ingatkan Soal Benahi Mental Pemain

Kemenangan pasangan senior Hendra/Ahsan bisa menjadi pelajaran bagi pemain muda.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Christian Hadinata
Foto: Antara/Agung Fatma Putra
Christian Hadinata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menyelamatkan wajah Indonesia di kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia, All England 2019, dengan keluar sebagai juara. Hendra/Ahsan mengalahkan pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Woi Yoik dengan tiga set 11-21, 21-14, 21-12.

Ganda senior ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang lolos ke partai puncak. Sementara, lainnya berguguran sebelum sampai final. Bahkan pasangan Kevin/Marcus yang digadang-gadang meraih hattrick di kejuaraan ini tumbang di babak awal.

Legenda bulu tangkis Indonesia Christian Hadinata mempunyai catatan atas kegagalan sebagian besar atlet Indonesia di All England 2019. Hanya di sektor ganda putra yang mampu mencapai target siapa pun juaranya.

“Kalau dari sisi target harus lihat secara per nomor. Masing-masing nomor harusnya punya target,” kata Christian kepada Republika.co.id, akhir pekan ini.

Christian yang pernah juara All England di sektor ganda putra dan campuran ini tak menampik saat ini ganda putra adalah target andalan untuk bisa meraih gelar. Hendra/Ahsan mampu memenuhi target tersebut.

Sementara sektor lain, seperti tunggal putra masih jauh dari target. Padahal jika mengacu pada raihan prestasi sebelumnya, kata Christian, sektor ini semestinya bisa sampai semifinal hinggal final. Oleh karena itu, ini menjadi pekerjaan rumah bagi federasi dan pemain itu sendiri.

Kemenangan pasangan senior Hendra/Ahsan bisa menjadi pelajaran bagi pemain muda. Semangat dan kerja keras keduanya bisa dicontoh. Motivasi untuk memenangkan pertandingan perlu ditingkatkan lagi. Christian tidak melihat kelebihan pada diri Hendra/Ahsan, dimiliki pasangan muda lainnya, terkecuali Kevin/Marcus yang sudah terbukti prestasinya.

Menurut Christian catatan yang mesti dibenahi adalah mental pemain. Sedangkan dari sisi teknik, pemain Indonesia tak perlu diragukan lagi karena mempunyai cukup pengalaman. Hanya sebagian pemain baru yang perlu ditingkat teknik maupun non-teknik. “Faktor non-teknisnya harus banyak dibenahi. Mental pertandingannya seperti apa. Berjuangnnya seperti apa, fighting spiritnya seperti apa, gak mau kalahnya seperti apa,” jelasnya.

Christian menegaskan, lawan-lawan yang dihadapi di berbagai kejuaraan pun sama. Sehingga sudah saling mengetahui cara bermain masing-masing pemain. Namun yang menentukan adalah mental ketika di lapangan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement