Ahad 17 Mar 2019 19:56 WIB

Presiden Perintahkan Evakuasi Cepat Korban Banjir Sentani

Hingga Ahad (17/3) pukul 10.15 WIB, BNPB mencatat 50 orang meninggal dunia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Dampak Banjir Bandang Sentani. Sejumlah warga melihat rumah yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Ahad (17/3/2019).
Foto: Antara/Gusti Tanati
Dampak Banjir Bandang Sentani. Sejumlah warga melihat rumah yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Ahad (17/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera mengevakuasi korban bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Evakuasi untuk menghindari bertambahkan jumlah korban baik yang luka-luka atau meninggal dunia.

Sebagai tindak lanjut, Kepala BNPB Doni Monardo dijadwalkan langsung terbang ke lokasi bencana hari ini. "Paling penting penanganan evakuasi secepat-cepatnya. Agar mengurangi korban yang ada. Kemudian saya sudah sampaikan juga agar segera dilaporkan hal-hal yang penting yang bisa kita lakukan," kata Jokowi usai menghadiri Deklarasi Pengemudi Truk sebagai Pelopor Keselamata di JICT Tanjung Priok, Ahad (17/3). 

Selain penanganan pascabencana, Jokowi juga meminta jajarannya, termasuk Pemda Papua, untuk melakukan antisipasi di sisi hulu sungai. Antisipasi bencana banjir dilakukan dengan melakukan penghijauan dan penanaman kembali hutan di hulu sungai yang bermuara di Danau Sentani. 

"Saya kira penanganan hulu, kerusakan hulu, yang harus diselesaikan.  Dan inilah ke depan yang akan kami kerjakan. Konsentrasi pada penanganan hulu, penanaman, penghijauan," katanya. 

Menurutnya, perbaikan hutan di sisi hulu perlu dilakukan sejalan dengan kebijakan moratorium pembukaan perhutanan untuk pembangunan. Jokowi memandang bahwa hutan di hulu sungai sudah mengalami kerusakan bertahun-tahun lalu jauh sebelum kejadian banjir bandang kali ini. 

"Jangan hanya moratorium saja. Tidak akan menyelesaikan masalah. Karena terlanjur rusak bertahun tahun lalu," katanya. 

BNPB mencatat hingga Ahad (17/3) pukul 10.15 WIB jumlah korban 50 orang meninggal dunia. Dari 50 orang meninggal dunia, 38 jenasah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenasah di RS Marthin Indey, dan 5 jenasah di RS Yowari. Sebanyak 49 korban sudah berhasil diidentifikasi sedangkan 1 jenasah masih dalam proses identifikasi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement