REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik kembali mengguncang Lombok Timur. Gempa dengan kekuatan Magnetudo 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 kilometer pada (17/3) pukul 14.07 WIB. Selang dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan Magnitudo 5,1 dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan ada yang roboh dan rusak.
"Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Lombok Timur, dampak gempa telah menyebabkan dua orang meninggal dunia, 44 orang luka-luka, 32 unit rumah roboh, dan 499 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan," kata Sutopo dalam keterangan wartawan, Ahad (17/3).
Berdasarkan data sementara, dua orang meninggal dunia adalah wisatawan asal Malaysia yang tertimpa material longsoran akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara. Air terjun ini berada di bawah kaki Gunung Rinjani.
"Satu korban meninggal sudah diidentifikasi atas nama Tommy (14 tahun) warga Malaysia, sedangkan yang satunya belum dapat diindentifikasi. Korban luka-luka sebanyak 44 orang dimana 36 orang warga Indonesia dan 8 orang WNA Malaysia," katanya.
Sebanyak 36 wisatawan (22 wisatawan dari Malaysia dan 14 wisatawan nusantara) telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep di Lombok Utara. Selain itu sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalam kondisi aman. Mereka adalah tim survai jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal dari TNGR, BPBD NTB, Geopark, porter, dan PVMBG.
Penanganan darurat masih dilakukan. BPBD berkoordinasi dengam berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, SKPD, Tagana, relawan, dan lainnya. Tim Reaksi Cepat BPBD melakukan kaji cepat dan pendataan dampak gempa. BPBD NTB telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, terpal, lauk pauk, matras, mie instan, dan telur.