REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesan duka cita kepada korban banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Ahad (17/3) sore jumlah korban meninggal dunia mencapai 63 orang.
"Saya ingin sampaikan duka cita yang mendalam pada seluruh korban yang meninggal karena banjir bandang itu," kata presiden.
Jokowi juga menginstruksikan jajarannya melakukan perbaikan lingkungan di sisi hulu sungai yang menyebabkan banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3) malam. Jokowi menengarai telah terjadi kerusakan lingkungan, khususnya hutan, di hulu sungai yang kemarin petang meluap dan menyebabkan banjir bandang.
"Ini saya kira penanganan hulu, kerusakan hulu, yang harus diselesaikan. Dan inilah ke depan yang akan kami kerjakan. Konsentrasi pada penanganan hulu, penanaman, penghijauan saya kira arah pekerjaan seperti itu," kata Jokowi.
Menurutnya, perbaikan hutan di sisi hulu perlu dilakukan sejalan dengan kebijakan moratorium pembukaan perhutanan untuk pembangunan. Jokowi memandang bahwa hutan di hulu sungai sudah mengalami kerusakan bertahun-tahun lalu jauh sebelum kejadian banjir bandang kali ini.
"Jangan hanya moratorium saja. Tidak akan menyelesaikan masalah. Karena terlanjur rusak bertahun tahun lalu," katanya.
BNPB mencatat hingga Ahad (17/3) pukul 10.15 WIB jumlah korban 50 orang meninggal dunia. Dari 50 orang meninggal dunia, 38 jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenasah di RS Marthin Indey, dan 5 jenasah di RS Yowari. Sebanyak 49 korban sudah berhasil diidentifikasi sedangkan 1 jenasah masih dalam proses identifikasi.