Senin 18 Mar 2019 16:47 WIB

Shah Jahan Bawa Dinasti Mughal ke Masa Kejayaannya

Banyak peninggalan megah yang dibangun di masa Shah Jahan.

Taj Mahal
Foto: Pawan Sharma/AP
Taj Mahal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kesultanan Mughal didirikan oleh seorang pangeran Chagatai (Turko-Mongol) bernama Zahiruddin Babur yang memerintah India sejak 1526-1530. Dari kedua orang tuanya, Babur mewarisi darah penakluk. 

Ayahnya merupakan keturunan Timur Lenk (Tamerlane), sang penakluk Asia Tengah yang juga pendiri Dinasti Timurid. Sementara, ibunya mewarisi silsilah penguasa Mongol yang melegenda, Jengis Khan.

Baca Juga

Sejak kekuasaan leluhurnya di Asia Tengah runtuh, Babur mengalihkan ambisi penaklukannya ke India. Dari Kabul (Afghanistan), ia mulai mengarahkan ekspansinya ke Punjab. Selanjutnya, ia berhasil pula menduduki sebagian wilayah utara India menyusul kemenangan tentara di Panipat pada 1526.

Ketika Babur mangkat pada 1530, wilayah kekuasaan Mughal semakin meluas; membentang dari Sungai Indus di sebelah barat sampai ke Bihar di sebelah timur, dan; dari Himalaya di utara hingga Gwalior di selatan.

Puncak peradaban

Kesultanan Mughal mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan, arsitektur, dan kesenian selama periode kepemimpinan Syah Jehan (1628-1658). Banyak peninggalan megah yang dibangun semasa pemerintahannya. Beberapa di antaranya yang paling monumental adalah Taj Mahal, Taman Shalimar, dan Masjid Agung Delhi.

“Era pemerintahan Syah Jehan menjadi penanda puncak peradaban Mughal. Namun demikian, ekspedisi militer yang dilakukannya untuk menaklukkan Balkh dan Badakhshan (bagian dari Afghanistan sekarang) nyaris membawa kesultanan tersebut ke ambang kebangkrutan,” ungkap Laura Etheredge dalam buku Islamic History.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ اَسَرَّ النَّبِيُّ اِلٰى بَعْضِ اَزْوَاجِهٖ حَدِيْثًاۚ فَلَمَّا نَبَّاَتْ بِهٖ وَاَظْهَرَهُ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهٗ وَاَعْرَضَ عَنْۢ بَعْضٍۚ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهٖ قَالَتْ مَنْ اَنْۢبَاَكَ هٰذَاۗ قَالَ نَبَّاَنِيَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya (Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang Maha Mengetahui, Mahateliti.”

(QS. At-Tahrim ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement