REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi merasa bangga dan memuji penampilan calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, dalam debat pemilihan presiden (Pilpres) edisi ketiga. Puncaknya ketika Sandiaga mengeluarkan satu kartu sakti, yaitu Kartu Tanpa Penduduk (KTP) Elektronik, pada sesi penutup.
Menurut Wakil BPN Priyo Budi, satu kartu tersebut mampu menghipnotis para penonton debat. Padahal sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin juga mengeluarkan tiga kartu bantuan.
"(KTP-El) ini yang bisa dilihat ditawarkan Sandiaga terhadap hiruk-pikuk pihak sebelah yang begitu gencar memamerkan apa yang dinamakan tiga kartu," ujar Priyo saat menjadi pembicara di acara diskusi di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (18/3).
Priyo mengatakan apa yang disampaikan Sandiaga pada malam itu merupakan sesuatu yang yang sangat diinginkan masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak perlu dibuat susah dengan adanya bermacam-macam kartu dengan kegunaan yang berbeda.
Tidak hanya itu, kata Priyo Budi, Sandiaga juga memberikan solusinya. "Cara Sandiaga menyampaikan alternatif ini tidak diperlukan banyak kartu. Karena pembuatan ini membebani keuangan negara karena pembuatannya harus banyak biaya. Oleh Sandiaga KTP-El tersebut itu dijadikan sebagai apa yang disebut single identification number (SIN) atau pusat segala identitas seseorang," terang Priyo Budi.
Pada kesempatan itu, mantan pimpinan DPR RI tersebut juga mengkritik proses pembuatan segala macam kartu yang dijanjikan kubu sebelah. Ia sempat mengingatkan adanya perkara korupsi besar dalam proses pembuatan KTP Elektronik yang menjerat mantan Ketum Golkar Setya Novanto.
"Jadi tidak perlu dengan banyak kartu, tapi cukup lewat SIN jika ini diperbarui sekian trilyun akan dihemat untuk kepentingan itu. Dan tidak dipersalahgunakan seperti heboh mengenai kejahatan pembuatan KTP ini. Jadi KTP-El ini harusnya bisa jadi satu-satunya kartu super sakti," ucap politikus Partai Berkarya
Selanjutnya, Priyo menngaku awalnya, ingin memberi nilai menang mutlak 5 kepada Sandiaga. Namun karena dirinya menghormati lawannya maka, ia juga ikut memberi nilai kepada lawan Sandiaga. "Saya terkejut dengan apa yang disampaikan Sandi. Tapi tidak mungkin saya katakan menang 5-0. Jadi kali ini 4-1 untuk Sandiaga Uno," tutup Priyo Budi.