Selasa 19 Mar 2019 04:50 WIB

Pelindo II Siapkan Belanja Modal Rp 11,6 Triliun

Pelindo II menargetkan pendapatan usaha tahun ini naik 18 persen dari tahun 2018

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC Elvyn G Masassya.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC Elvyn G Masassya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC mengalokasikan capital expenditure atau belanja modal sebesar Rp 11,6 triliun untuk tahun ini. Alokasi belanja modal itu untuk kelanjutan proyek pembangunan di sekitar Tanjung Priok serta digitalisasi operasional pelabuhan.

Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, mengatakan, sejak tahun lalu, perusahaan sudah menyiapkan strategi tranformasi pelabuhan untuk menuju pelabuhan berbasis digital. Salah satu yang dilakukan yakni dengan menyiapkan coastal management system. Sistem itu dibuat untuk mengetahui pergerakan kapal secara elektronik.

Baca Juga

Selain itu, IPC juga menyediakan terminal operation system untuk mengatur seluruh kegiatan di pelabuhan selama 24 jam. Masih soal digitalsiasi, Elvyn mengatakan, perhitungan kontainer dan peti kemas juga akan dilakukan penuh secara digital.

Karena itu, lewat belanja modal yang dianggarkan pada tahun ini, IPC sebagai pengelola pelabuhan Tanjung Priok terus bertransformasi menuju pelabuhan berbasis digital. Adapun total investasi untuk proses digitalisasi itu sebesar Rp 1 triliun yang dialokasikan sejak tahun 2017 hingga 2020 mendatang.

“Seluruh aktivitas beberapa tahun terakhir sudah kita konversi menuju digital agar bisa menaikkan produktivitas sekaligus meningkatkan efisiensi,” kata Elvyn dalam paparan kinerja perusahaan di Kantor Pusat IPC, Senin (18/3).

Tahun ini, Elvyn mengatakan, pihaknya menargetkan pendapatan usaha naik 18 persen dari tahun 2018 menjadi Rp 13,50 triliun. Peningkatan target pendapatan itu juga diiringi dengan kenaikan target laba tahun berjalan sebesar 7,41 persen menjadi Rp 2,61 triliun.

Dengan kenaikan target pendapatan itu, IPC akan menurunkan besaran Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 68,08 persen dari tahun lalu sebesar 69,90 persen.

“Tahun ini kita memiliki strategi, yaitu pertumbuhan secara organik dan anorganik. Lalu, konektivitas nasional untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kita dan berekspansi secara global,” ujarnya.

Lebih detail, pertumbuhan kinerja perusahaan secara organik dilakukan melalui optimalisasi penggunaan aset-aset. Adapun secara anorganik dilakukan dengan cara membangun kerja sama bisnis dengan banyak pihak.

Saat ini, IPC memiliki 17 anak usaha dengan 12 cabang pelabuhan di Indonesia. Bisnis IPC terdiri dari bidnag usaha pelayananan kapal, pelayanan barang, pelayanan rupa-rupa, dan terminal penumpang. Fokus perusahaan di tahun ini yakni memastikan agar kinerja perusahaan dapat berjalan secara berkelanjutan. Selanjutnya, pada tahun 2020 Pelabuhan Tanjung Priok ditargetkan menjadi world class port.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia IPC, Rizal Ariansyah, menambahkan, menuju digitalisasi pelabuhan maka memiliki konsekuensi berupa peralihan pekerja. Saat ini, total karyawan IPC sebanyak 1047 orang. Adapun kelas generasi pekerja terdiri dari tiga generasi.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan audit terkait kedekatan personal karyawan terhadap teknologi informasi. Hasil audit tersebut akan digunakan untuk pemetaan pekerja dalam rangka proses digitalisasi pelabuhan Tanjung Priok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement