REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak usaha Bank Mandiri, PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 8,1 triliun pada tahun ini. Angka ini meningkat 9,45 persen dibandingkan capaian penyaluran kredit pada tahun lalu sebesar Rp 7,4 triliun.
Presiden Direktur Mandiri Utama Finance Stanley Atmadja mengatakan salah satu upaya untuk menggenjot penyaluran kredit tahun ini dengan memperluas pasar kendaraan bekas. Sekaligus perseroan akan memperkuat organisasi, terlebih perseroan juga akan memperhatikan dampak pesta demokrasi yang akan memengaruhi industri pembiayaan secara keseluruhan.
“Target (penyaluran kredit) tidak jauh beda dengan realisasi tahun lalu. Kita tidak mau terlalu muluk-muluk. Cabang kita juga sedang siapkan untuk intensifikasi jadi produktivitas kita naikkan, untuk training. Tidak tambah cabang tapi kita tambah produktivitas. Saat ini kita punya 111 cabang," ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/3).
Dia menjelaskan segmen produk mobil memiliki proporsi bekas dan baru sebesar masing-masing 50 persen. Hal yang sama berlaku untuk segmen motor.
“Tahun ini kami berupaya untuk memperkuat penyaluran kredit di segmen kendaraan roda dua. Kita inginnya 50 banding 50 (porsi penyaluran kredit antara mobil dan motor), karena di motor mungkin margin lebih bagus, sementara di mobil size lebih cepat naik," ungkapnya.
Hingga Februari, MUF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun. Realisasi penyaluran kredit tersebut berasal dari segmen kendaraan roda dua sebesar 26 persen dan mobil mencapai 74 persen.
Perseroan pun memperkirakan pada kuartal tahun ini, penyaluran pembiayaan sebesar Rp 1,7 triliun hingga Rp 1,8 triliun. “Saat lebaran biasanya ada peningkatan kredit mobil dan motor, karena banyak orang pulang kampung pakai kendaraan. Saat lebaran juga kami menargetkan pertumbuhan bisa 15 persen sampai 20 persen secara month to month,” ungkapnya.
Dia mengakui pada dua bulan pertama tahun ini terjadi perlambatan pertumbuhan, disebabkan adanya penurunan separuh produksi salah satu brand kendaraan sehingga tidak bisa memasok ke pasar.
"Kemudian di bulan ini buat Februari sudah balik normal. Perlambatannya mungkin ada terasa sedikit lah karena tadi nunggu pemilu," ucapnya.
Sepanjang 2018, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp 7,4 triliun. Sebesar 47 persen diantaranya merupakan pembiayaan mobil baru, 22 persen mobil bekas, 20 persen motor baru dan 10 persen motor bekas.
Pendanaan MUF sejak berdirinya di 2016 masih mengandalkan pinjaman bank. Tahun ini MUF memiliki kebutuhan dana sebesar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.
Kebutuhan dana itu masih akan dipenuhi melalui pinjaman bank. Pada 2020 atau 2021 MUF akan menerbitkan obligasi.