Selasa 19 Mar 2019 14:08 WIB

6.831 Orang Mengungsi Akibat Banjir Bandang di Sentani

Korban banjir di Sentani trauma apabila harus kembali ke rumahnya masing-masing.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
1.613 personel gabungan melakukan penanganan darurat di Sentani,  Jayapura, Papua pasca banjir bandang pada Sabtu (16/3).
Foto: Republika/Mabruroh
1.613 personel gabungan melakukan penanganan darurat di Sentani, Jayapura, Papua pasca banjir bandang pada Sabtu (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ada 6.831 orang yang memutuskan mengungsi pascabanjir bandang di wilayah Sentani, Jayapura, Papua Sabtu 16 Maret 2019 lalu. Mereka masih trauma apabila harus kembali ke rumahnya masing-masing.

"Banyak masyarakat yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan. Akibatnya di beberapa titik pengungsian berjubel pengungsi," kata Sutopo dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Selasa (19/3).

Sutopo menyebutkan ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Ia menyebutkan 15 titik pengungsian ini di antaranya 600 orang di BTN Bintang Timur, 1.450 orang di BTN Gajah Mada, 203 orang di Doyo Baru, 23 orang di panti jompo, 600 orang di HIS Agus Karitji. Kemudian, 1.000 orang di Siil, 1.391 orang di Gunung Merah atau di posko induk. 

Ada pula 50 orang di asrama Himles, 108 di Kompi D, 123 di Puspenka Hawai, 900 orang di Yayasan Abdi Nusantara, 43 orang di Kampung Netar, 120 orang di Permata Hijau, 23 orang di panti jomp, dan 220 orang di Rindam.

Selain jumlah pengungsi yang berjubel kata Sutopo, mereka juga masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar. Seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, psikososial, dan sebagainya.

Kepala BNPB Doni Monardo memimpin langsung rapat kordinasi sekaligus evaluasi penanganan bencana banjir bandang Sentani di Jayapura. Di dampingi Kepala Basarnas dan Wakil Gubernur Papua, Kepala BNPB menyampaikan langsung evaluasi tinjauan lapangannya hari ini.

Kepala BNPB mengatakan hal yang terpenting saat ini adalah mengelola pengungsi dan jangan sampai ada yang mengeluh. "Kami akan memenuhi antara lain air bersih, MCK, selimut, dan matras" ujar Doni. 

Sedangkan logistik, makan dan bantuan-bantuan lainnya kata Doni akan terus ditambah dari bantuan berbagai pihak. Serta unsur relawan, TNI dan Polri akan disiagakan di setiap titik pengungsian.

"Anak-anak yang paling terpenting, jangan sampai ada yang sakit di pengungsian," tambahnya.

Banjir yang melanda pada Sabtu lalu itu mengakibatkan 159 orang luka-luka, 84 orang di antaranya mengalami luka berat dan 75 orang luka ringan. Sedangkan korban jiwa sebanyak 89 orang dan yang masih dinyatakan hilang sebanyak 74 orang.

Data dampak kerugian dan kerusakan juga terus bertambah seiring masuknya data laporan ke posko. Kerugian sementara akibat bencana banjir bandang di Sentani meliputi 350 unit rumah rusak berat, tiga unit jembatan rusak berat, delapan unit drainase rusak berat, empat jalan rusak berat, dua unit gereja rusak berat, satu unit masjid rusak berat, delapan unit sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat dan satu pasar rusak berat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement