REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Program Studi Rusia di Universitas Indonesia (UI), Ahmad Fahrurodji, mengungkapkan secara kuantitatif perkembangan jumlah masjid dan or ganisasi-organisasi keislaman telah berkembang sangat pesat di Rusia. Jika pada masa kepemimpinan Joseph Stalin pada 1937 jumlah masjid di seluruh Rusia terdapat kurang dari 100 buah, pada tahun 1995 jumlahnya telah mencapai 5.000 masjid.
Jumlah organisasi keislaman selama kurang dari satu dasawarsa sejak runtuhnya Uni Soviet (1991-1999) juga menga lami peningkatan dari 870 menjadi 3.000 organisasi. Organisasi-organisasi ini men jadi faktor penggerak kehidupan beragama secara kualitatif. Mereka aktif menyelenggarakan pendidikan keislaman dan pendirian madrasah bagi generasi muda Islam.
Rusia adalah sebuah bangsa dengan peradaban yang berbeda dengan masyarakat Eropa pada umumnya. Nilai-nilai Timur, termasuk Islam, memberikan pengaruh signifikan dalam proses pembentukan peradaban bangsa ini.
Persebaran Islam telah mencapai Derbent (Daghestan) dan daerah-daerah di Kaukasus pada abad ketujuh masehi atau satu hijriyah. Wadahnya adalah misi-misi ekspedisi penjelajahan bangsa Arab Muslim.
Kawasan Kaukasus memiliki posisi dan peranan strategis bagi hubungan ekonomi perdagangan yang menghubungan kawasan Eropa Timur, Asia Tengah, dan Timur Tengah yang mendorong persebaran Islam secara damai. Wilayah Daghestan, Chechnya dan Ossetia merupakan gerbang bagi persebaran Islam.
Kawasan ini pun memiliki basis Islam tradisional yang kuat. Umumnya, masyarakat Kaukasus adalah kaum sunni dengan mazhab Hanafi (Chechnya, Kaukasus Utara) dan mazhab Syafi'i (Daghestan). "Sementara, Syi'ah mengalami persebaran yang pesat di kawasan Asia Tengah khususnya di Azerbaijan," katanya.