REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajian yang tak biasa itu berlangsung di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta sejak 2013 lalu. Takmir masjid di sana menamakannya Ngaji Fisalafat. Di awal kegiatan ini, penulis juga sempat mengikutinya beberapa kali setiap Rabu malam, sebelum akhirnya lulus kuliah.
Pengajian tersebut tidak jauh berbeda dengan model sorogan yang diterapkan di pesantren. Hanya, jika pengajian di pesantren menggali ajaran Islam melalui Kitab Kuning, di masjid ini menggali pengetahuan filsafat melalui seorang ahli filsafat dari UIN Sunan Kalijaga Yogayakarta, Dr Fakhruddin Faiz.
Awal-awal Ngaji Filsafat, jamaah yang hadir masih bisa dihitung dengan jari. Di awal pengajian tersebut, Faiz, panggilan akrabnya, menjelaskan tentang pengantar fisalafat. Kemudian, memperkenalkan pemikiran filsuf Muslim, seperti Al-Kindi, Al- Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, dan Al-Ghazali.
Selain itu, Dosen Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga ini juga memperkenalkan pemikiran filsuf Barat, seperti Nietzche, Sartre, Husserl, Heidegger, dan Karl Marx. Faiz terkadang juga membahas tentang kajian filsafat dengan tema tertentu dan mengaitkannya dengan kondisi zaman saat ini.
Sebagain orang mungkin merasa berat untuk menyerap pengetahuan filsafat. Tapi, berbeda dengan ahli filsafat lainnya, dalam pengajian ini Faiz mampu menyajikan filsafat secara gamblang, sehingga penjelasannya lebih mudah dimengerti.