Selasa 19 Mar 2019 16:00 WIB

Ilmu Sebagai Kunci Menguasai Peradaban

Umat Islam harus menguasai semua bidang keilmuan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Filsafat Islam (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Filsafat Islam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajian yang tak biasa itu berlangsung di Masjid Jenderal Sudirman Yogyakarta sejak 2013 lalu. Takmir masjid di sana menamakannya Ngaji Fisalafat. Di awal kegiatan ini, penulis juga sempat mengikutinya beberapa kali setiap Rabu malam, sebelum akhirnya lulus kuliah.

Pengajian tersebut tidak jauh berbeda dengan model sorogan yang diterapkan di pesantren. Hanya, jika pengajian di pesantren menggali ajaran Islam melalui Kitab Kuning, di masjid ini menggali pengetahuan filsafat melalui seorang ahli filsafat dari UIN Sunan Kalijaga Yogayakarta, Dr Fakhruddin Faiz.

Awal-awal Ngaji Filsafat, jamaah yang hadir masih bisa dihitung dengan jari. Di awal pengajian tersebut, Faiz, panggilan akrabnya, menjelaskan tentang pengantar fisalafat. Kemudian, memperkenalkan pemikiran filsuf Muslim, seperti Al-Kindi, Al- Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, dan Al-Ghazali.

Selain itu, Dosen Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga ini juga memperkenalkan pemikiran filsuf Barat, seperti Nietzche, Sartre, Husserl, Heidegger, dan Karl Marx. Faiz terkadang juga membahas tentang kajian filsafat dengan tema tertentu dan mengaitkannya dengan kondisi zaman saat ini.

Sebagain orang mungkin merasa berat untuk menyerap pengetahuan filsafat. Tapi, berbeda dengan ahli filsafat lainnya, dalam pengajian ini Faiz mampu menyajikan filsafat secara gamblang, sehingga penjelasannya lebih mudah dimengerti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement