REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Pierre Krahenbuhl berharap negara-negara donor mempertahankan bantuannya untuk UNRWA. Sebab tahun ini, UNRWA telah sepenuhnya kehilangan kontribusi dari pendonor terbesarnya, yakni Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan, UNRWA mengalami krisis keuangan hebat tahun lalu karena AS memutuskan menghentikan bantuannya. "Tahun lalu kami mengalami krisis yang luar biasa dan respons yang luar biasa," ujar Krahenbuhl dalam sebuah wawancara dengan the Associated Press.
Respons luar biasa yang dimaksud Krahenbuhl adalah bantuan dari berbagai negara setelah AS memutuskan menghentikan pendanaannya terhadap UNRWA. Dia sangat berterima kasih karena berkat bantuan mereka UNRWA dapat mempertahankan layanan dan bantuannya untuk jutaan pengungsi Palestina. "Negara-negara yang mendukung kami tahun lalu, saya katakan sangat bangga berkontribusi dalam solusi ini," kata Krahenbuhl.
Terdapat setidaknya 40 negara dan institusi yang menyokong krisis keuangan UNRWA setelah ditinggal AS, antara lain Jepang, Inggris, Swedia, Jerman, Kanada, Australia. Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait, yang masing-masing menyumbang 50 juta dolar AS. Uni Eropa pun memberi bantuan yang signifikan.