REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah masjid di kota pelabuhan Geelong di negara bagian Victoria, Australia, mendapat serangkaian ancaman. Ancaman demikian muncul tak lama setelah terjadinya tragedi serangan teror di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru.
Ancaman dari orang tak dikenal itu muncul melalui unggahan di media sosial. Nine News sebelumnya melaporkan bahwa ancaman peniru itu dbuat di situs gelap setelah serangan teror terjadi di Selandia Baru. Salah satu ancaman menggambarkan sosok tentara berseragam dan ancaman yang dibuat terhadap masjid Manifold Height.
Ancaman itu diunggah pada Ahad lalu, saat Masjid Geelong membuka pintunya bagi berbagai komunitas. Saat itu, imam masjid Syaikh Mohammad Ramzan dan istrinya Gulfam menyambut ribuan pengunjung sebagai bagian dari acara Mosque Open Day.
Sang imam mengatakan kepada The Age bahwa ia diberitahu tentang ancaman itu oleh polisi. Kendati begitu, ancaman itu tak lantas membuatnya gentar maupun panik. Ia mengatakan, solidaritas yang ditunjukkan publik terhadap komunitas Muslim membuatnya enggan untuk takut terhadap pesan online anonim itu.
"Tidak ada tempat untuk orang-orang seperti ini (teroris atau ekstrimis) di masyarakat kita. Orang-orang di Geelong mencintai masjid sebagai tempat mereka sendiri dan kami mencintai mereka sebagai anggota kami sendiri," kata Ramzan, dilansir dari The Age, Selasa (19/3).
Ia mengatakan, lebih dari 2000 orang dari semua lapisan masyarakat berbondong-bondong ke masjid Geelong akhir pekan lalu untuk menunjukkan solidaritas kepada komunitas Islam. Mereka juga berduka atas insiden penembakan di masjid di Christchurch yang telah menewaskan setidaknya 50 orang.
Mengetahui adanya ancaman tersebut, polisi mendatangi masjid yang terletak di Bostock Avenue itu pada Ahad lalu dan melakukan pemeriksaan. Polisi kemudian menyatakan daerah itu aman.
Ramzan percaya bahwa perlindungan dari pihak keamanan akan membuat masjidnya tetap aman. Ia juga mengatakan, komunitas keagamaan Geelong lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun, masjid tersebut pernah dihancurkan oleh pelaku pembakaran pada 2016 lalu.
Masjid ini akan dilindungi oleh patroli polisi selama waktu shalat. Sementara itu, pihak kepolisian setempat telah mengonfirmasi bahwa petugas tengah menyelidiki laporan mengenai unggahan berupa ancaman di media sosial sehubungan dengan Masjid Geelong tersebut.