REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Wakil Gubernur (Wagub) Papua, Klemen Tinal, mengusulkan agar jenazah korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura yang tidak teridentifikasi segera dimakamkan. Ia menjelaskan, kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk ditahan lagi.
Klemen mengungkapkan, masyarakat dan tokoh agama sudah menyetujui ide tersebut. Menurutnya, salah seorang ondofolo (kepala suku) setempat telah menyediakan tanah adat untuk dijadikan lokasi kuburan massal.
"Lokasi pasti nanti biar Bupati Jayapura yang menjelaskan, namun kami menyampaikan terima kasih kepada ondofolo yang sudah menyediakan tempat pemakaman massal ini," ujarnya di Sentani, Selasa.
Klemen menjelaskan, jika dibandingkan dengan kejadian banjir pada 2007, bencana kali ini menyebabkan banyak korban jiwa. Dia pun meminta agar tidak ada lagi aktivitas di kawasan Cagar Alam Cycloop.
"Pemerintah akan tegas terkait hal tersebut," ujarnya.
Dampak Banjir Bandang Sentani. Anggota Basarnas bersama petugas kesehatan memeriksa kondisi warga yang mengungsi akibat banjir bandang Sentani di sekitar Danau Sentani, Sentani, Jayapura, Papua, Selasa (19/3/2019).
Berdasarkan data humas posko induk banjir bandang, lokasi terdampak parah ada di Kabupaten Jayapura, yakni Distrik Sentani (Kelurahan Hinekombe, Dobonsolo, Sentani Kota, Kampung Yahim, Sereh), Distrik Waibu (Kampung Doyo Baru), Distrik Sentani Barat (Kampung Kertosari), Distrik Ravenirara (Kampung Yongsu Deyoso), dan Distrik Depapre.
Akibat bencana banjir bandang, tercatat korban jiwa meninggal dunia 96 orang, dilaporkan hilang 79 orang, luka-luka ringan 75 orang, dan luka berat 84 orang. Korban terdampak tersebar di tiga distrik, yakni Sentani, Waibu, dan Sentani Barat 11.725 kepala keluarga.