REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Tahun 2017 Fasilitator Desa Berdaya Jetis, Madiun, Eka Restia menginisiasi program pemberdayaan ekonomi dalam bidang peternakan. Eka pun mengintegrasikan pertanian dan peternakan agar bisa berjalan berdampingan.
“Para petani di sini kebanyakan adalah buruh tani. Mereka menggarap sawah orang lain, kalaupun menanam sendiri tanahnya sewa ke orang lain,” kata Eka.
Penghasilan yang diterima oleh para petani tersebut tidak lebih dari Rp 1,5 juta setiap empat bulan sekali atau pada saat masa panen.
Ini yang menjadi fokus utama Eka sebagai seorang pemberdaya. Bagaimana para petani tersebut bisa mendapatkan penghasilan tambahan tapi juga tidak kehilangan profesinya sebagai petani.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/inline/190320003053-578.jpg)
Pemberdayaan terintegrasi pertanian dan peternakan ala Rumah Zakat.
Setiap hari sebelum berangkat ke sawah para petani tersebut membawa dombanya untuk merumput di sekitar sawah yang mereka garap. Sebelum pulang mereka juga mencari rumput untuk makan dombanya pada sore atau malam hari.
“Dengan sistem seperti ini para petani tidak terbebani dengan biaya pakan. Malah mendapat penghasilan tambahan,” kata Eka.