REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menambahkan perusahaan pertambangan milik negara Venezuela dan presidennya ke daftar sanksi yang sedang berkembang karena berupaya meningkatkan tekanan pada Presiden Nicolas Maduro. Departemen Keuangan mengatakan perusahaan penambangan emas yang dikenal sebagai Minerven dan Adrian Antonio Perdomo Mata tersebut dianggap ikut membantu menopang Maduro ketika melanggar batas tanah masyarakat adat dan berkontribusi terhadap deforestasi dan masalah lingkungan lainnya di Venezuela.
Dikutip dari AP News, Amerika juga melarang warganya untuk bertransaksi apapun dengan perusahaan atau presidennya. Amerika dan lebih dari 50 pemerintah lainnya menganggap pemilihan kembali Maduro tahun lalu sebagai tidak sah dan mendesaknya untuk mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada kepala oposisi Majelis Nasional.
Maduro mengecam lawan-lawannya sebagai pembunuh dan penjahat. Sebelumnya Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengambil alih kendali atas tiga properti diplomatik negara itu di Amerika Serikat (AS).
Utusan pemimpin oposisi, Carlos Vecchio mengatakan, oposisi telah menguasai dua gedung milik kementerian pertahanan Venezuela di Washington dan satu gedung konsuler di New York. "Kami mengambil langkah ini untuk melestarikan aset Venezuela di negara ini," kata Vecchio, Selasa (19/3).
Vecchio menambahkan, tidak menutup kemungkinan oposisi akan mengambil alih kedutaan Venezuela di Washington. Vecchio telah menurunkan foto Presiden Maduro dan menggantinya dengan foto Guaido di gedung-gedung yang telah diambilalih.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Venezuela meminta otoritas AS segera mengambil tindakan atas pendudukan paksa tersebut. Kementerian menyebut, pengambilalihan aset secara paksa ini telah melanggar hukum internasional mengenai perlindungan properti diplomatik.