Rabu 20 Mar 2019 12:06 WIB

MUI Dukung Pembangunan RS Indonesia di Palestina

Rencana pembangunan RS Indonesia di Palestina telah disetujui pihak pemkot Hebron.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua MUI Muhyidin Junaidi
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua MUI Muhyidin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama sejumlah lembaga filantropi di Indonesia akan membangun Rumah Sakit (RS) Indonesia di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina. Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pembangunan RS Indonesia akan ditandatangani MUI dan Wali Kota Hebron bulan depan.

Masyarakat Palestina hingga saat ini telah memiliki RS Indonesia, yakni di Gaza. Maka dari itu, MUI juga berharap adanya RS Indonesia di Tepi Barat dapat melengkapi dukungan Muslimin dan bangsa Indonesia umumnya.

Baca Juga

Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyidin Junaidi, warga Palestina di Tepi Barat masih memerlukan dukungan dari segenap pihak. Apalagi, daerah itu sangat tertekan oleh otoritas Israel.

"Insya Allah bulan depan kita akan melakukan penandatanganan MoU (pendirian RS Indonesia) dengan Wali Kota Hebron di Tepi Barat, Palestina," ungkap Kiai Muhyidin Junaidi kepada Republika.co.id di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (20/3). 

Dia menjelaskan, setelah penandatanganan nota kesepahaman itu, maka tahap selanjutnya adalah peletakan batu pertama RS Indonesia di Hebron. Karena itu, dia meminta rakyat Indonesia untuk mendukung rencana ini, baik melalui doa maupun dana.

Mengenai perizininan pembangunan RS Indonesia di Hebron, ia menyampaikan, sejauh ini tidak ada kendala. Lahan untuk pendirian RS Indonesia tidak bermasalah karena dokumen wakaf tanah tersebut telah berstatus jelas di pihak pemerintah Kota Hebron. Bahkan, kontraktor yang akan mengerjakan proyek ini sudah dipilih.

"RS Indonesia akan dibangun di lahan seluas 4.000 meter persegi, pembangunan membutuhkan dana sekitar 7 juta dolar AS, Walikota Hebron hanya memiliki dana 830 ribu dolar AS (MUI dan berbagai filantropi di Indonesia akan membantu selisihnya --Red)," ujarnya.

Penggalangan dana untuk membantu membangun RS Indonesia akan dilakukan sejumlah filantropi dengan cara masing-masing. Pada intinya, MUI tidak akan menentukan nilai nominalnya. Nantinya, akan ada rapat untuk mendiskusikan koordinasi supaya tidak tumpang tindih.

MUI juga berharap akan banyak donatur yang terketuk hatinya untuk membantu pembangunan RS Indonesia di Tepi Barat. Sebab peletakan batu pertama RS tersebut akan dilakukan pada bulan Ramadhan. MUI melihat selama ini bantuan ke Palestina umumnya lebih banyak ke Gaza daripada ke Tepi Barat.

"Sedangkan di Tepi Barat penduduknya sekitar 2,5 juta, bahkan (masyarakat Palestina di Tepi Barat) lebih tertekan secara psikologis, bayangkan saja menteri dan anggota dewan bisa ditangkap oleh otoritas Israel," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement