Rabu 20 Mar 2019 14:30 WIB

Fraser Anning Dihapus dari Keanggotaan Eksklusif Qantas

Fraser Anning membuat komentar sentimen terhadap Muslim setelah teror Christchurch.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.
Foto: AP
Tampak dalam foto yang diambil dari video seorang pemuda melempar telur ke kepala Senator Fraser Anning, Sabtu (16/3). Anning sempat mengkritik kaitan antara imigran Muslim dan kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Maskapai Qantas dilaporkan mempertimbangkan menghapus Senator Fraser Anning dari keanggotaan eksklusifnya. Hal itu menyusul komentar kontroversialnya terkait insiden penembakan di Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat pekan lalu.

Dilaporkan laman New Zealand Herald pada Selasa (19/3), Qantas mengatakan akan meninjau akses Anning ke Chairman’s Lounge, yakni ruang tunggu mewah yang diperuntukkan bagi pejabat tinggi atau pengusaha kelas atas. Anning diketahui merupakan pelanggan setia Qantas.

Baca Juga

Anning menjadi sorotan media setelah mengeluarkan komentar bernada sentimen terhadap Muslim pascainsiden penembakan dua masjid di Christchurch. Dia mengatakan, aksi brutal dan main hakim sendiri yang terjadi di Christchurch memang tidak dapat dibenarkan.

“Yang disoroti adalah meningkatnya ketakutan di dalam komunitas kita, baik di Australia dan Selandia Baru, terhadap meningkatnya kehadiran Muslim,” kata Anning.

Pernyataannya tersebut segera menuai banyak kritik karena dianggap menyalahkan Muslim atas insiden yang terjadi di Christchurch. Perdana Menteri Australia Scott Morrison adalah salah satu tokoh yang memprotes pernyataan Anning.

Aksi penembakan dua masjid di Christchurch menyebabkan 50 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka. Pemerintah Selandia Baru menganggap peristiwa itu sebagai kejadian terburuk yang pernah dialaminya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement