Rabu 20 Mar 2019 15:23 WIB

Sejarah Hari Ini: AS Mengebom Baghdad Cari Saddam Hussein

AS mengirimkan rudal ke Baghdad yang menandai upaya menggulingkan Saddam Hussein.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Saddam Hussein
Saddam Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pada 20 Maret 2003, rudal Amerika Serikat (AS) menghantam ibu kota Irak, Baghdad yang menandai dimulainya upaya AS untuk menggulingkan Saddam Hussein.

Presiden AS kala itu, George Bush menyampaikan pidato televisi langsung tak lama setelah pemboman dimulai. Serangan itu diperintahkan dua jam setelah batas waktu 48 jam terakhir bagi Saddam Hussein untuk meninggalkan Irak.

Baca Juga

Sumber-sumber AS mengatakan lima anggota kunci rezim Irak, termasuk pemimpin Irak itu sendiri, menjadi sasaran dalam serangan pertama. Orang-orang Irak mengatakan, beberapa warga sipil jadi korban termasuk yang berada di Doura, pinggiran selatan ibu kota. Serangan udara dimulai pukul 05.34 waktu setempat. Tidak lama kemudian, TV Irak menyiarkan pidato langsung oleh Saddam Hussein.

"Saya tidak perlu mengingatkan Anda apa yang harus Anda lakukan untuk membela negara kita.

"Biarkan orang-orang yang tidak percaya pergi ke neraka, kamu akan menang, rakyat Irak," kata Saddam dilansir BBC History.

Presiden Bush awalnya pesimis menang. Dalam siarannya kepada orang-orang Amerika Serikat, ia memperingatkan gerakan ini bisa lebih lama dan lebih sulit daripada yang diprediksi.

"Ini bukan gerakan setengah-setengah dan kami tidak akan menerima hasil selain kemenangan," kata Bush.

"Bahaya bagi negara kita dan dunia akan diatasi. Kita akan melewati masa bahaya ini dan melanjutkan pekerjaan perdamaian. Kita akan mempertahankan kebebasan kita. Kita akan membawa kebebasan kepada orang lain," Bush menambahkan.

Pada pukul 10 malam, Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyampaikan pidato langsung di televisi kepada negara tersebut. Dia mengkonfirmasi pasukan Inggris sedang beraksi di Irak. Dia mengatakan, tujuan mereka adalah untuk menghentikan Saddam Hussein dan melucuti senjata pemusnah massal Irak.

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tindakan militer itu sepenuhnya tidak dapat dibenarkan. Cina mengatakan serangan itu melanggar piagam PBB. Demonstrasi anti-perang telah terjadi di kota-kota di Yunani, Mesir, Australia, dan Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement